Kakak Korban Hanyut Alami Trauma Berat, Tim Psikolog Beri Pendampingan Intensif

Kepala DP3AKB Kota Balikpapan Heria Prisni

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Peristiwa tragis yang menimpa seorang bocah di Jalan Pattimura, Batu Ampar, Balikpapan Utara, menyisakan luka mendalam bagi keluarganya. Sang kakak korban, yang menyaksikan langsung adiknya hanyut terseret arus parit pada Selasa (27/5/2025).

Saar ini mengalami trauma berat dan kini dalam pendampingan intensif dari tim psikolog Pemerintah Kota Balikpapan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AKB), Heria Prisni, mengungkapkan bahwa timnya langsung bergerak malam hari usai kejadian.

“Anak ini terlihat sangat terpukul, bahkan sempat membenturkan kepalanya ke dinding. Itu tanda bahwa kondisinya tidak stabil dan butuh penanganan segera,” ujar Heria saat dikonfirmasi, Jumat (30/5/2025).

Kakak korban yang baru berusia 10 tahun itu tengah bermain dan mandi bersama adiknya ketika musibah terjadi. Derasnya arus air menyeret adiknya hingga hanyut, dan meski sempat mencoba menolong, nyawa sang adik tidak tertolong.

Pertolongan Pertama Psikologis

Sebagai langkah awal, tim psikolog memberikan Psychological First Aid (PFA) atau pertolongan pertama psikologis. Pendekatan dilakukan secara ringan, melalui aktivitas seperti membaca buku cerita, membuat origami, hingga menyediakan camilan, demi membangun kembali rasa aman pada anak.

“Ini pendekatan awal untuk menenangkan emosi anak. Pendampingan akan kami lanjutkan dan evaluasi setiap minggu,” tambah Heria.

DP3AKB menegaskan akan terus memantau kondisi psikologis kakak korban dan keluarganya. Bila tidak ada perkembangan signifikan, pendampingan akan diperpanjang.

Pihak keluarga, khususnya sang ibu, sempat diliputi rasa bersalah dan menyalahkan anak sulungnya. Namun, berkat pendekatan tim psikolog, kini mulai bisa menerima kenyataan.

“Kami juga imbau agar keluarga tidak terus membahas insiden tersebut di depan anak, untuk mencegah trauma yang berkepanjangan,” jelasnya.

Heria menambahkan, meski tidak ada bantuan uang tunai dari pemerintah, sejumlah relawan turut memberikan dukungan pribadi. Sementara itu, pendampingan psikologis menjadi bentuk bantuan resmi dari Pemkot Balikpapan.

Sebagai penutup, Heria menekankan pentingnya pengawasan anak, terutama di area berbahaya seperti sungai dan parit.

“Anak-anak punya keterbatasan. Mereka perlu dipahami dan dilindungi, bukan disalahkan. Fokus kita adalah pemulihan anak dan keluarga,” pungkasnya.***

Editor : Ramadani

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses