Kapolri Ungkap Tren Baru Terorisme Sasar Anak Lewat Game Online

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo / Suara.com

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap temuan penting mengenai pola baru kelompok terorisme yang kini menyasar anak-anak melalui game online.

 Modus infiltrasi ini ditemukan setelah Polri melakukan pendalaman terhadap sejumlah komunitas hobi yang ternyata memiliki potensi kuat menjadi jalur penyebaran paham ekstrem.

Dalam penjelasannya, Kapolri menyebut bahwa kelompok teror memanfaatkan ruang digital dan permainan daring sebagai pintu masuk untuk mendekati anak-anak. Pola interaksi yang awalnya terlihat sebagai aktivitas hiburan, ternyata disusupi upaya memengaruhi pemahaman dan perilaku.

“Mereka memiliki hobi, awalnya dengan hobi tersebut ternyata kita dalami ada potensi-potensi terpapar oleh jenis-jenis permainan yang ada di game online. Tentunya ini menjadi perhatian kita bersama,” ujar Listyo, dikutip dari suara.com jaringan Inibalikpapan.

Kapolri menegaskan bahwa fenomena ini tidak boleh dibiarkan, karena dapat berkembang menjadi pemahaman berbahaya yang mengancam keselamatan publik. Anak-anak yang aktif di ruang digital tanpa pengawasan menjadi kelompok paling rentan.

“Kalau kita biarkan, ini akan berdampak pada terganggunya keselamatan masyarakat dan jiwa orang lain,” tegasnya.

Polri saat ini masih melakukan pendalaman terkait pola penyebaran paham ekstrem tersebut. Namun, pencegahan dipastikan tidak dapat hanya dilakukan aparat. Listyo menekankan pentingnya kolaborasi keluarga, sekolah, dan seluruh elemen masyarakat.

“Pelibatan masyarakat untuk bersama-sama mencegah dari awal sangat penting. Baik dari lingkungan keluarga, pendidikan, ataupun seluruh stakeholder,” ujarnya.

Kapolri juga mengingatkan bahwa perkembangan teknologi informasi harus diimbangi edukasi dan pengawasan intensif. Teknologi seharusnya menjadi alat bantu, bukan celah yang membuat generasi muda menjadi target kelompok berbahaya.

“Jangan kita lepas. Kita harus mengontrol, memberikan edukasi. Ini bukan untuk membatasi, tetapi melindungi,” katanya.

Listyo berharap semua pemangku kepentingan memperkuat pengawasan serta edukasi sejak dini, mengingat pola rekrutmen digital kelompok teror kini semakin adaptif mengikuti perkembangan teknologi.

“Sehingga anak-anak kita terselamatkan dari potensi bahaya terpapar paham tertentu yang membahayakan keselamatan jiwa dan masyarakat,” pungkasnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses