BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Dinas Kesehatan Kota Balikpapan mencatat kasus DBD 2019 mengalami penurunan dibandingkan 2018 yakni dari 1.424 kasus menjadi 1.326 kasus. Namun kasus ini terjadi di 34 kelurahan di Balikpapan.

Kepala DKK Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengatakan  penderita DBD hampir ditemui disemua kelurahan namun jumlah warga yang terjangkit DBD  di 2019 mengalami penurunan,

Andi Sri Juliarty yang akrab disapa Dio menyebut masih terdapat kasus kematian akibat DBD pada 2019 lalu. Sejumlah kecamatan pun disebut masuk dalam daerah endemis DBD.

“Total di 2019 ada 11 kasus kematian akibat DBD yang tersebar dibeberapa kelurahan seperti di Muara Rapak dan Sepinggan Raya itu dua kasus kematian, sedangkan Lamaru, Manggar , Klandasan Ilir, Mekarsari,  Gunung Samarinda, Gunung Samarinda Baru, dan Karang joang masing-masing satu kasus kematian,” bebernya (6/1/2020.

DKK melalui Puskesmas di masing-masing kelurahan sudah melakukan berbagai upaya salah satunya dengan membagikan larvasida sebanyak 4 ribu kg, kelambu air 500 buah dan pelaksanaan fogging di 125 titik lokasi.

“itu total yang kita lakukan sepanjang tahun 2019 lalu,” ujarnya.

Dio menyebutkan penurunan jumlah penderita DBD itu salah satunya juga karena masyarakat Balikpapan mulai tanggap dan memahami yang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD di lingkungan. 

“Mungkin masyarakat mulai memahami, mulai tanggap untuk kasus-kasus deman berdarah saat musim hujan. Jadi, mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan,” katanya.

Disamping itu terus dilakukan Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus sepanjang tahun, khususnya pada musim penghujan. Program PSN ini meliputi menguras, menutup, dan memanfaatkan kembali.

Dia juga meminta warga mewaspadai setiap genangan air di lingkungan masing-masing yang bisa dijadikan lokasi berkembang biak nyamuk.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version