BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Dalam mengantisipasi terjadinya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan gencar melaksananakan sosialisasi. 

Kepala DKK Balikpapan,  Andi Sri Juliarti mengatakan, untuk mencegah peningkatan kasus DBD di Kota Balikpapan selain melaksanakan sosialisasi juga demo penggunaan kelambu air yang merupakan inovasi dari DKK Balikpapan.

Demo penggunaan kelambu dilakukan langsung Kepala DKK dr Andi Sri Juliarti bersama tim Pemusnahan Jentik di RT 23 nomor 45, Kelurahan Damai, Kamis (29/08/2022).

“Kelambu air digunakan untuk menutup tempat penampungan air yang bisa jadi tempat berkembangnya jentik nyamuk DBD,” ujar Andi Sri Juliarty, Kamis (29/9/2022).

DKK bersama tim jentik kelurahan melakukan penggunaan kelambu dan penaburan lavasida sebagai edukasi untuk mencegah penyebaran DBD.

Adapun kelambu air dibagikan secara gratis ke masyarakat yang memiliki tempat penampungan air dan dapat di contoh untuk dibuat masyarakat.

“Sehingga bisa membantu pelau UMKM di Kota Balikpapan,” tuturnya.

Dio biasa Andi Sri Juliarty disapa menambahkan, seluruh kelurahan di Kota Balikpapan sudah kita distribusikan kelambu air melalui Puskesmas, dan kita juga punya kader jumatik yang akan langsung membagikan ke masyarakat. 

“Jumlahnya yang dianggarkan APBD Kota untuk pengadaan lavasida (abate) sebesar Rp 430 juta, dan kalau untuk pengadaan kelambu air sekitar Rp 40 juta, karena hanya stimulan,” kata Dio.

Pihaknya juga melakukan fogging menggunakan bahan kimia, sehingga fogging alternatif terakhir jika memang terjadi kasus ada penularan antar tetangga dalam satu RT, maka kita gunakan fogging.

“Masalahnya kami melakukan perencanaan dan penyediaan sesuai jumlah Kepala Keluarga, namun memang banyak masyarakat yang belum memahami enggan menggunakan lavasida karena bau takut jadi racun, sehingga sambil kami lakukan sosialisasi terus menerus,” akunya.

“Dari sisi perencanaan kami siapkan untuk seluruh rumah tangga, dan ini gratis,” tuturnya.

Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Kota Balikpapan menyebutkan, hingga September tahun ini, ada sebanyak 1.033 kasus demam berdarah dengan 3 kasus kematian

“Minggu lalu yang meninggal usia 3 tahun. Hanya sehari saja di rumah sakit meninggal,” ujar Dio.

Dia mengatakan, saat ini Unit Gawat Darurat (UGD) di rumah sakit dipenuhi pasien di duga demam berdarah. Karena sejak awal telah meminta warga yang mengalami demam agar langsung dibawa ke fasilitas kesehatan.

“UGD-UGD penuh karena memang menyarankan setiap ada demam jangan berlama-lama di rumah,” ujarnya

Dia juga meminta warga tidak asal meminumkan anaknya obat-obatan  yang dibeli. Bawa langsung ke puskemas atau rumah sakit sehingga bisa langsung mendapatkan penanganan

“Jangan minum-minum obat yang dibeli sendiri, lebaih baik langsung saja ke puskesmas atau ke klinik denan gunakan BPJS,” ujarnya

Menurutnya, laboratorium di puskesmas juga sekarang sudah bisa cepat mendeteksi demam berdarah. Karena kekuatirannya bukan hanya demam berdarah, tapi juga COVID-19 karena masih pandemi.

“Untuk pemeriksaan demam berdarah di puskesmas lab nya sudah lebih baik, sudah ada ragen yang bisa amenentukan ini kasus demam berdarah,” ujarnya.

Dia juga menyarankan, orangtua jika anaknya demam atau ada keluarga lainnya, agar lebih banyak minum air putih. Karena demam menguras cairan.

“Jika demam segera minum yang banyak, karena demam berdarah ini menguras cairan. Langsung cetapat di bawa ke puskesmas, untuk pencegahan sedini mungkin,” ujarnya

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version