Kesbangpol Balikpapan Soroti Penurunan Pemahaman Pancasila di Kalangan Pemuda
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Balikpapan menyoroti fenomena menurunnya pemahaman generasi muda terhadap nilai-nilai ideologi Pancasila. Kondisi ini dinilai sebagai ancaman serius bagi masa depan bangsa, mengingat pemuda adalah elemen kunci dalam keberlanjutan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kepala Kesbangpol Balikpapan, Sutadi, menyampaikan keprihatinannya terhadap kecenderungan generasi muda yang mulai menjauh dari nilai-nilai dasar kebangsaan. Ia menilai derasnya arus informasi global dan budaya digital menjadi salah satu faktor utama terjadinya pergeseran tersebut.
“Kami melihat generasi muda semakin lekat dengan budaya global, tapi makin longgar dalam memahami nilai-nilai Pancasila. Ini bukan perkembangan yang bisa kita anggap remeh. Perlu ada solusi atas hal itu,” ujarnya, Senin (15/8/2025).
Teknologi dan Budaya Global Jadi Tantangan
Menurut Sutadi, kemajuan teknologi seharusnya menjadi alat bantu untuk mendorong kemajuan bangsa, bukan sebaliknya justru mengikis jati diri nasional. Sayangnya, fenomena saat ini menunjukkan banyak anak muda lebih mengenal tokoh luar negeri dibandingkan pahlawan nasional.
“Mereka lebih akrab dengan tren digital dibanding memahami makna lima sila Pancasila. Kita tidak perlu anti teknologi, tapi akar bangsa jangan sampai hilang. Generasi muda harus tetap mengenal sejarah, menghayati Pancasila, dan mencintai tanah air meskipun hidup di zaman serba digital,” jelasnya.
Program Penguatan Ideologi
Untuk menjawab tantangan tersebut, Kesbangpol Balikpapan telah merancang sejumlah program yang menyasar sekolah, kampus, hingga komunitas pemuda. Bentuk kegiatannya antara lain sosialisasi wawasan kebangsaan, pelatihan bela negara, serta pembinaan ideologi Pancasila.
“Kami terus bergerak menyapa pemuda. Kami ajak mereka berdialog, berdiskusi terbuka tentang makna nasionalisme di era digital. Harapannya, muncul rasa bangga dan percaya diri sebagai bangsa Indonesia,” tutur Sutadi.
Ia menegaskan, membangun kesadaran ideologis tidak bisa hanya mengandalkan ceramah satu arah. Pemerintah harus menggunakan pendekatan kreatif dan bahasa yang relevan dengan kehidupan generasi muda.
Peran Media Sosial dan Konten Digital
Kesbangpol melihat media sosial sebagai ruang strategis untuk menyampaikan pesan kebangsaan. Konten-konten digital yang menarik, ringan, namun tetap bermakna diyakini lebih mudah diterima oleh kalangan muda.
“Kalau ingin mereka peduli, kita juga harus hadir di ruang-ruang yang mereka gunakan. Melalui konten digital yang kreatif, kita bisa menyampaikan pesan ideologi dengan cara yang mereka sukai,” tambahnya.
Harapan Bangun Nasionalisme Baru
Sutadi optimistis bahwa dengan strategi yang tepat, semangat nasionalisme dapat kembali tumbuh di kalangan generasi muda. Ia menekankan bahwa cinta tanah air dan pemahaman ideologi Pancasila bukan hanya sekadar materi pelajaran, tetapi harus menjadi gaya hidup yang melekat dalam keseharian.
“Kami percaya dengan pendekatan yang sesuai, kita bisa membangun kembali semangat nasionalisme di hati generasi muda. Karena masa depan bangsa ini ada di tangan mereka,” pungkasnya.***
BACA JUGA
