Ketersediaan Air Bersih di IKN Minim, Pemerintah Diingatkan Ambil Langkah Antisipasi Krisis
JAKARTA, inibalikpapan.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap ketersediaan air bersih di Ibu Kota Nusantara (IKN) masih jadi tantangan tersendiri. Berdasarkan hasil riset dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, hanya sebagian kecil wilayah IKN yang memiliki cadangan air cukup.
Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Laras Tursilowati, menyebutkan bahwa ketersediaan air di wilayah IKN sangat terbatas.
“Hasil kajian kami menunjukkan, high water atau air permukaan yang langsung terlihat hanya sekitar 0,51 persen. Sementara vegetation water atau air yang tersimpan di vegetasi hanya 20,41 persen. Selebihnya, sekitar 79,08 persen, merupakan non-water atau lahan yang tidak mengandung air,” jelasnya, mengutip laman resmi BRIN.
Riset tersebut menggunakan data satelit periode Januari–Desember 2022 yang mereka analisa dengan metode Artificial Neural Network (ANN). Akurasi model ini mencapai 97,7 persen, sehingga dapat menjadi acuan awal dalam perencanaan pengelolaan air di kawasan IKN.
Menurut Laras, rendahnya ketersediaan air di wilayah tersebut terjadi oleh berkurangnya vegetasi penyerap air. Selain itu, masalah juga terjadi lantaran belum optimalnya infrastruktur penampung air seperti embung dan waduk kecil.
“Kondisi lahan yang didominasi tanah rawa dan gambut turut mempersulit pemanfaatan air permukaan maupun air vegetasi,” katanya.
Laras menambahkan, kondisi ini bisa berdampak pada penurunan kualitas air dan tekanan terhadap pasokan air bersih. Ini seiring meningkatnya aktivitas pembangunan dan pertumbuhan penduduk di masa depan.
Untuk mengantisipasi potensi krisis air, BRIN mendorong agar pengelolaan sumber daya air masuk dalam perencanaan pembangunan IKN secara menyeluruh.
“Salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah konsep sponge city dan pembangunan hutan kota yang mampu menyerap air hujan agar tidak langsung mengalir sebagai limpasan,” ujar Laras.
Selain itu, BRIN juga mengusulkan penguatan sistem pengairan dan konservasi lahan melalui reboisasi serta pembangunan embung sebagai cadangan air. “Perlu langkah nyata untuk memastikan ketersediaan air bersih di IKN, bukan hanya pada masa pembangunan, tetapi juga dalam jangka panjang,” ucapnya.***
BACA JUGA
