Kisah Latifa, Anak Nelayan di Anggana yang Lolos GratisPol hingga Kuliah di UINSI Samarinda
SAMARINDA, Inibalikpapan.com – Program GratisPol kembali membuka kesempatan pendidikan tinggi bagi anak-anak pesisir Kalimantan Timur (Kaltim). Salah satu yang merasakan manfaat besar program ini adalah Jauhar Latifa, mahasiswi baru Program Studi Manajemen Bisnis Syariah (MBS) FEBI UINSI Samarinda yang berasal dari keluarga nelayan di Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Latifa merupakan putri seorang penarik udang dan ibu yang berprofesi sebagai guru SD. Ia dinyatakan lolos sebagai penerima GratisPol pada tahap ketiga setelah melalui proses yang sempat membuatnya cemas, lantaran saudara kembarnya—mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) FUAD—sudah terlebih dahulu lolos sejak tahap pertama.
Lolos Tanpa Daftar Manual, Hanya Ikut Verifikasi
Latifa bercerita bahwa dirinya tidak mendapatkan informasi GratisPol dari sosialisasi kampus atau media sosial. Ia justru mengetahui program itu saat mendaftar kuliah melalui jalur SPAN PTKIN.
“Awalnya saya bukan dari sosialisasi, cuma daftar PTN lewat SPAN PTKIN. Tiba-tiba dapat GratisPol. Awalnya saya bingung kenapa dapat,” ujarnya, (21/11/2025).
Ia juga mengaku tidak melakukan pendaftaran khusus, sebab sistem langsung mencatatnya sebagai calon penerima yang berhak mengikuti verifikasi.
“Enggak daftar dulu, langsung otomatis. Tinggal ikut persyaratan kayak KK dan KTP.”
Namun, namanya tidak muncul pada tahap satu dan dua. Ia baru dinyatakan lolos di tahap tiga setelah melengkapi berkas persyaratan.
“Sempat panik sih, soalnya kembaran saya sudah dapat di tahap 1. Tapi alhamdulillah lolos di tahap 3,” katanya lega.
UKT Rp4,2 Juta Ditanggung, Ringankan Beban Keluarga Nelayan
Sebagai mahasiswa FEBI dengan UKT sekitar Rp4,2 juta, Latifa mengaku GratisPol sangat membantu, terlebih kondisi ekonomi keluarganya bergantung pada pendapatan ayahnya sebagai nelayan penarik udang di Desa Handil Terusan.
“Bagus saja, bisa membantu mahasiswa yang ekonominya kurang. Orang tua juga kesusahan cari uang, jadi terbantu dengan GratisPol.”
Ia mengetahui program tersebut juga dari informasi yang disampaikan kepala desa setempat kepada warga.
Berjiwa Wirausaha Sejak SMA, Latifa Ingin Ciptakan Lapangan Kerja
Meski baru memulai kuliah, Latifa memiliki mimpi besar menjadi pengusaha. Ia telah berjualan buket bunga sejak kelas dua Madrasah Aliyah, belajar secara otodidak melalui YouTube dan TikTok.
“Orderan paling banyak pas perpisahan atau Hari Guru. Tapi sekarang kuliah dulu, jadi dikurangi.”
Orang tuanya mendukung keputusan kuliahnya, meski sang ibu sempat berharap ia masuk jurusan kesehatan.
“Saya enggak minat. Saya suka bisnis, ingin menciptakan lapangan pekerjaan bagi banyak orang.”
GratisPol Jadi Motivasi untuk Jaga Prestasi
Latifa juga memahami bahwa penerima GratisPol harus menjaga IPK untuk mempertahankan pembiayaan kuliah. Ia justru melihat aturan itu sebagai motivasi.
“Bagus, jadi kita disuruh belajar lebih giat. Kalau IPK turun kan beasiswanya dicabut.”
Dengan latar belakang keluarga sederhana dan semangat berwirausaha, Latifa berharap program GratisPol yang digagas Gubernur Rudy Mas’ud dan Wakil Gubernur Seno Aji terus diperluas.
“Harapannya GratisPol ini dikembangkan terus. Tahun depan banyak maba, biar makin banyak yang terbantu,” tutupnya. / ADV Diskominfo Kaltim
BACA JUGA
