Kopdes Merah Putih Bisa Distribusikan Pangan dan Obat hingga Pelaksana Program MBG

Anak sekolah tengah menikmati program makan bergizi gratis /
Anak sekolah tengah menikmati program makan bergizi gratis / gizi.uad.ac.id

JAKARTA, Inibalikpapan.com – Pemerintah mendorong transformasi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes/Kel Merah Putih) menjadi pusat layanan ekonomi dan sosial masyarakat desa yang tidak hanya terbatas pada fungsi koperasi tradisional.

Koperasi ini disiapkan untuk mengambil peran besar dalam distribusi pangan, obat-obatan, layanan kesehatan, serta menjadi pelaksana utama Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Menurut Koordinator Ketua Pelaksana Harian Satgas Percepatan Pembentukan Kopdes Merah Putih, Ferry Juliantono, kehadiran koperasi ini akan menyerap jutaan tenaga kerja muda desa dan mendorong kemandirian ekonomi lokal.

“Presiden Prabowo ingin koperasi di desa bisa menjadi jalur distribusi obat melalui apotek desa, agar harga obat lebih terjangkau. Juga dapat mengelola Klinik Desa sebagai pelengkap Puskesmas, demi memperkuat pelayanan kesehatan masyarakat,” ujar Ferry, Rabu (2/7/2025).

Kopdes sebagai Agen Stabilitas Pangan dan Kesehatan

Ferry menyatakan bahwa koperasi akan didorong untuk menjadi pusat distribusi kebutuhan pokok dan akses layanan kesehatan dasar. Unit usaha Kopdes tidak hanya akan menyediakan barang konsumsi, tetapi juga melayani masyarakat melalui skema ekonomi rakyat yang terorganisir, profesional, dan kolaboratif.

“Koperasi desa adalah ruang kolaborasi masyarakat untuk membangun kesejahteraan bersama,” katanya.

Koperasi Dilibatkan dalam Program Makan Bergizi Gratis

Lebih jauh, Menteri Koperasi dan UKM Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa Kopdes Merah Putih akan menjadi mitra strategis dalam penyelenggaraan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sesuai dengan Inpres No. 9 Tahun 2025 dan rencana Peraturan Presiden (Perpres) tentang Tata Kelola MBG yang tengah difinalisasi.

“Dulu hanya yayasan yang bisa bermitra dengan BGN (Badan Gizi Nasional). Sekarang koperasi diberikan kesempatan yang sama untuk menyediakan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), termasuk dapur penyelenggara MBG,” jelas Budi Arie.

Koperasi sebagai Konsolidator dan Agregator Produksi Lokal

Dalam pelaksanaannya, koperasi sekunder juga akan berfungsi sebagai agregator koperasi primer produsen, terutama petani dan nelayan, untuk memastikan penyerapan hasil panen dan menjaga stabilitas harga pangan. Ini selaras dengan peran Kopdes Merah Putih dalam mendukung Badan Gizi Nasional (BGN) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas).

“Koperasi bisa jadi konsolidator dan pengelola dapur MBG di tingkat desa. Kita dorong muatan Perpres MBG agar menempatkan koperasi sebagai pelaksana utama,” kata Budi Arie.

Realisasi Awal: Ratusan Koperasi Sudah Terlibat

Saat ini:

  • 284 koperasi sudah aktif bermitra sebagai supplier MBG
  • 319 koperasi telah diusulkan sebagai suplier
  • 59 koperasi dalam proses pengajuan
  • 13 koperasi sudah disetujui sebagai SPPG dan menunggu verifikasi akhir oleh BGN

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyebutkan, saat ini sudah berdiri lebih dari 1.800 SPPG dengan 5,5 juta penerima manfaat, dan anggaran yang terserap baru sekitar Rp5 triliun dari target 82,9 juta penerima hingga akhir 2025.

“Kita sedang bahas Perpres percepatan. Target kita adalah menjangkau 82,9 juta penerima MBG hingga Desember 2025,” ujar Zulkifli./Info Publik

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses