Kota Banjarmasin Langganan Banjir Rob Saban Tahun, Begini Respons Pemerintah
BANJARMASIN, inibalikpapan.com – Banjarmasin menghadapi tantangan serius akibat banjir rob yang terjadi setiap tahun. Letak geografis kota yang berada di ujung muara Sungai Martapura dan elevasi lahan yang berada di bawah permukaan laut menjadi faktor utama.
Kenaikan air laut akibat perubahan iklim, yang berpotensi mencapai 0,8 hingga 1,2 cm per tahun, semakin memperburuk situasi. Limpasan air hujan yang langsung masuk ke sungai, pengaruh dari Sungai Barito yang melintasi dua provinsi, serta minimnya struktur pengendalian banjir di Sub DAS Alalak pun menjadi masalah. Lantas, bagaimana solusi agar banjir tahunan ini bisa mengecil dampaknya?
Pemerintah Buka Suara
Kepala Seksi Irigasi dan Air Baku, Herry Ade Permana, menegaskan masalah ini perlu penanganan kolaboratif. Terutama masalah infrastruktur.
Ia pun menjelaskan bahwa saat ini pengendalian banjir di Banjarmasin hanya mengandalkan waduk bendungan Riam Kanan.
“Saat ini, pengendalian banjir hanya melalui waduk bendungan Riam Kanan, sementara Sub DAS Alalak tidak memiliki struktur pengendalian banjir yang memadai. Hal ini tambah parah dengan limpasan air hujan yang langsung masuk ke sungai dan pengaruh dari Sungai Barito. Yang berada di dua provinsi, serta naiknya air laut,” katanya di Banjarbaru, mengutip laman resmi Media Center Pemprov Kalsel.
Untuk mengatasi persoalan ini, berbagai langkah telah pemerintah canangkan. Pemerintah daerah bekerja sama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III dan pihak-pihak terkait. Tujuannya ntuk memperkuat sistem drainase kota agar mampu mengalirkan air dengan baik, terutama saat kondisi ekstrem. Herry menyebutkan pentingnya sinergi lintas lembaga dalam upaya ini.
“Kerjasama antara pemerintah daerah, BWS Kalimantan III, dan pihak lainnya sangat penting. Mengingat BWS Kalimantan III memiliki peran penting. Terutama dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito dan akan membantu membangun sistem drainase yang lebih baik,” ujarnya.
Solusi meliputi pembangunan waduk dan embung di hulu untuk mengurangi debit banjir yang mengalir ke hilir. Selain itu, peningkatan konektivitas sistem drainase di Banjarmasin, pembangunan rumah pompa, dan pengelolaan sedimentasi di sungai. Dalam jangka pendek, fokus utama adalah memisahkan drainase primer, sekunder, dan tersier untuk mengurangi debit banjir di hilir.
“Kolam retensi dan ekstensi juga akan kami uji sebagai solusi untuk menahan air dan mengurangi genangan,” pungkasnya.***
BACA JUGA
