BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Produk Madu Hutan yang dikelola Agus Gabril merupakan produk Herbal Dayak dengan nama Kuantau. Madu asli Hutan Balikpapan ini dipercaya akan mempercepat proses pemulihan yang terpapar covid-19. Pasalnya, Kuantau diramu dari berbagai macam akar-akar tumbuhan dari hutan.

“Kuntau herbal Dayak khasiatnya untuk stamina tubuh, pemulihan untuk covid-19 bagus,” ujar Agus Gabriel warga Balikpapan yang memiliki sarang madu di Karang Joang Kilometer 23 Balikpapan Utara. 

Kuantau itu sudah turun temurun selama ini sebagai obat yang digunakan keluarganya dan masyarakat Dayak. Karena sebelum pandemi covid-19, berdasarkan cerita tetuanya dulu juga pernah ada wabah yang mematikan. 

“Soalnya dari cerita nenek-nenek saya, sebelum ada ada kejadian ini (covid-19) sudah ada kejadian seperti ini di kampong,” cerita Gabriel yang kini mengembangkan budidaya madu hutan.

Dia mengatakan, dulu ada wabah yang menyerang salah satu kampung hingga menyebabkan banyak kematian. Kemudian, satu keluarga berhasil lari ke dalam hutan untuk menyelamatkan diri.

“Kalau dia kena satu kampung itu bisa habis. Kalau orang gak lari dari kampung, habis satu kampung. Ingus nya panjang kayak lem, itu membuat paru-paru tertutup,” ujarnya.

“Ceritanya ada dulu satu kampung ini terkena wabah, satu keluarga lari ke hutan. Mereka yang selamat,”

Sesampainya di dalam hutan, kemudian mereka mendapat mimpi. Bahwa akar-akaran dalam hutan bisa untuk menyembuhkan orang yang terkena wabah mematikan itu. Kemudian diramunya dicampur madu. 

 “Sampai dia di hutan, dia bermimpi supaya dia menggunakan akar-akar tumbuhan di sekitarnya begitu di konsumsi sehat dia. Dibawanya ini ke kampung. Ada yang sekarat dikasih minum langsung sembuh’,” ujarnya. 

Kata dia, lebih bagus lagi jika dicampur dengan madu hutan akan menambah khasiat kuantau. “Campurannya madu. Jadi madu itu yang memasak tumbuh-tumbuhan itu tanpa di masak pakai api,” tandasnya. 

Budidaya madu hutan ini di km 23  ini dikelola Agus Gabril seorang diri. Agus memiliki sarang lebah setinggi 4 lantai yang awalnya merupakan sarang walet. 

Setelah dua tahun tidak ditengok, justru banyak lebih yang membuat sarang sejak 2020 lalu. Kini puluhan kilo madu asli ini dipamerkan dan dijual di rumah lamin madu, Jalan Mt Haryono perumahan Mutiara 1, dekat tanjakan mazda. 

Madu sudah dikemas dalam botolan ukuran 400 gram hingga 900 gram. Dengan harga kisaran Rp150 hingga 650 ribu. Berbagai nama sudah dikenalkan seperti Lau Taw, Kuan Taw, Miyako, bahkan permen madu. 

Pelanggan kini banyak dari perorangan dan anggota TNI/Polri termasuk Wali Kota Terpilih H Rahmad Mas’ud. 

 

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version