Kukar, Samarinda, dan Bontang Cetak Penurunan Stunting; Balikpapan dan Kutim Masih Jadi PR Kaltim

Rakor Percepatan Penurunan Stunting di Ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim, Selasa (18/11/2025).

SAMARINDA, Inibalikpapan.com – Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Seno Aji, mengapresiasi tiga daerah yang berhasil mencatatkan penurunan angka stunting signifikan. Namun ia menegaskan perlunya penguatan intervensi spesifik dan sensitif untuk mengejar target prevalensi stunting di tingkat provinsi.

Tiga daerah dengan capaian terbaik tersebut adalah Kutai Kartanegara (14,2%), Samarinda (20,3%), dan Bontang (20,7%). Ketiganya berhasil menurunkan angka stunting dan berada di bawah rata-rata provinsi.

“Kami berterima kasih kepada tiga kabupaten/kota yang berhasil menurunkan angka stunting, khususnya Kutai Kartanegara yang sudah jauh di bawah rata-rata provinsi,” ujar Wagub Seno dalam keterangannya, Selasa (18/11/2025).

Meski demikian, ia menyoroti dua daerah yang masih berada di atas rata-rata provinsi dan nasional, yakni Kutai Timur (Kutim) dan Balikpapan. Keduanya disebut memerlukan intervensi lebih kuat untuk mengejar ketertinggalan.

“Daerah-daerah ini membutuhkan perhatian khusus agar prevalensi stunting Kaltim bisa benar-benar berada di bawah angka nasional,” tegasnya.

Intervensi Spesifik Jadi Kunci

Mengacu pada Perpres 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, Seno Aji menjelaskan bahwa pemerintah daerah harus menjalankan dua pilar utama: intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

Ia menekankan, intervensi sensitif membutuhkan dukungan lintas sektor, namun intervensi spesifik tetap menjadi faktor paling menentukan percepatan penurunan stunting.

“Intervensi spesifik harus dilakukan secara masif melalui OPD terkait di masing-masing daerah,” ungkapnya.

Tantangan Pengukuran Usia 0–11 Bulan

Seno juga mengungkapkan tantangan teknis dalam pengukuran stunting, terutama pada kelompok usia 0–11 bulan. Pada kelompok usia ini, perbedaan berat dan tinggi badan dapat berubah cepat, sehingga dapat mempengaruhi penilaian prevalensi.

“Anak usia di bawah satu tahun sering terlihat tidak sesuai standar, tetapi setelah mendapatkan penanganan, mereka dapat tumbuh dengan cepat,” jelasnya.

Dengan koordinasi yang lebih kuat dan intervensi yang tepat sasaran, Pemerintah Provinsi Kaltim optimistis mampu menurunkan prevalensi stunting dan menyamai capaian nasional pada tahun-tahun mendatang. /ADV Diskominfo Kaltim

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses