Kunjungan Perpustakaan Kota Balikpapan Tembus 105 Ribu Pengunjung, Wisata Edukasi Jadi Pemicu Utama

Kegiatan anak sekolah saat berkunjung ke Perpustakaan Kota Balikpapan. (Foto: Danny/Inibalikpapan.com)

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Tren kunjungan ke Perpustakaan Kota Balikpapan terus menunjukkan peningkatan sepanjang tahun 2025. Hingga November, tercatat sebanyak 105.072 pengunjung memadati fasilitas literasi milik Pemerintah Kota Balikpapan tersebut.

Lonjakan ini didorong tingginya minat sekolah menjadikan perpustakaan sebagai tujuan wisata edukasi.

Data Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispustakar) Balikpapan mencatat, rombongan taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) menjadi penyumbang kunjungan terbesar. Pada kategori ini, tercatat 9.473 pengunjung laki-laki dan 12.397 pengunjung perempuan.

Sementara itu, kunjungan dari rombongan sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) juga terbilang stabil, dengan jumlah masing-masing berada di kisaran 6.000-an pengunjung untuk tiap kategori gender. Adapun pengunjung umum tercatat sebanyak 4.928 laki-laki dan 11.437 perempuan.

Kepala Bidang Perpustakaan Dispustakar Balikpapan, Kartini, mengatakan tren peningkatan kunjungan tersebut sudah terlihat sejak masa pascapandemi COVID-19. Menurutnya, kebiasaan sekolah, komunitas, hingga perguruan tinggi yang rutin menggelar wisata edukasi ke perpustakaan menjadi faktor utama meningkatnya jumlah pengunjung.

“Sejak COVID-19 berakhir, ada kecenderungan kenaikan yang konsisten. Ini tak lepas dari dukungan banyak pihak yang menjadikan perpustakaan sebagai destinasi edukasi,” ujar Kartini saat ditemui di Gedung Dispustakar Balikpapan, Jumat (12/12).

Selain wisata edukasi, Kartini menilai implementasi program Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial juga turut mendongkrak angka kunjungan. Program tersebut membuka ruang bagi masyarakat untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai pusat aktivitas, mulai dari pelatihan keterampilan, diskusi komunitas, hingga berbagai kegiatan sosial.

Menurutnya, keberagaman aktivitas yang difasilitasi membuat perpustakaan tidak lagi dipandang sekadar sebagai tempat membaca buku, melainkan sebagai ruang publik yang inklusif dan produktif.

Kartini juga menilai minat baca masyarakat Balikpapan, khususnya pengunjung umum, masih berada pada kategori cukup baik. Hal ini didukung oleh optimalisasi fasilitas perpustakaan serta penambahan koleksi buku yang dilakukan secara berkelanjutan setiap tahun.

“Koleksi kami terus tumbuh. Sejak 2022 sampai 2025, kami rutin menambah buku cetak maupun digital,” jelasnya.

Meski demikian, Kartini mengakui angka kunjungan tersebut masih belum ideal jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Balikpapan yang mencapai sekitar 700 ribu jiwa. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa upaya peningkatan minat baca tidak bisa hanya dibebankan kepada perpustakaan semata.

“Budaya membaca harus diperkuat juga melalui pendidikan formal. Dinas pendidikan, perangkat daerah, hingga perusahaan perlu ikut berperan,” tegasnya.

Ke depan, Kartini berharap sinergi lintas sektor dapat semakin diperkuat, baik dalam penyediaan koleksi bacaan, penyelenggaraan program literasi, maupun penguatan promosi perpustakaan kepada masyarakat luas.

“Yang penting masyarakat datang dulu ke perpustakaan. Setelah itu, mereka akan mulai memanfaatkan koleksi dan fasilitas yang tersedia,” pungkasnya.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses