Layanan Bandara SAMS Sepinggan Dibenahi, Angkasa Pura Tangani Masalah Delay dan Percepat Proses Bagasi
BALIKPAPAN, inibalikpapan.com — PT Angkasa Pura Indonesia Regional VI menyiapkan sejumlah terobosan pelayanan di Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan, dengan fokus pada penanganan keterlambatan penerbangan dan percepatan proses pengambilan bagasi penumpang.
CEO Regional VI Angkasa Pura Indonesia, Farid Indra Nugraha, mengatakan langkah ini diambil untuk meningkatkan kenyamanan penumpang seiring meningkatnya mobilitas penerbangan, sekaligus menegaskan komitmen pelayanan dengan pendekatan yang lebih humanis.
“Kami melihat SOP manajemen delay kerap tidak berjalan optimal di lapangan. Karena itu, Angkasa Pura akan terjun langsung dengan pendekatan yang lebih humanis, salah satunya melalui pembentukan solution room,” ujar Farid.
Solution room ini akan menjadi ruang koordinasi cepat antara pengelola bandara dan maskapai, khususnya saat terjadi keterlambatan penerbangan. Melalui mekanisme tersebut, permasalahan delay diharapkan bisa ditangani secara langsung dan responsif.
Selain penanganan delay, Angkasa Pura VI juga menurunkan tim khusus percepatan bagasi di Bandara Sepinggan. Tim ini bertugas memastikan proses pengambilan bagasi sesuai standar layanan.
“Standar resmi pengambilan bagasi pertama berada di kisaran 10 sampai 15 menit. Tim khusus ini kami siapkan untuk membantu memastikan target tersebut bisa tercapai secara konsisten,” jelas Farid.
Untuk meminimalkan dampak keterlambatan akibat faktor cuaca, Angkasa Pura VI turut memperkuat kolaborasi dengan BMKG. Informasi cuaca terkini akan disampaikan secara real time kepada penumpang dan maskapai melalui layar informasi bandara.
Peningkatan Penumpang
Dalam waktu dekat, Farid memproyeksikan pertumbuhan penumpang dan lalu lintas penerbangan masing-masing sekitar 1 persen. Dari rata-rata 20 ribu penumpang per hari, Bandara Sepinggan diperkirakan akan melayani sekitar 21.500 penumpang per hari, atau bertambah sekitar 1.500 penumpang.
Meski terdapat penambahan extra flight, termasuk dua penerbangan tambahan dari Garuda Indonesia, pertumbuhan dinilai masih tertahan oleh keterbatasan armada pesawat.
“Garuda dan Citilink masih dalam proses perbaikan pesawat. Untuk kembali ke kondisi pra-pandemi, kita masih membutuhkan tambahan sekitar 20 hingga 30 pesawat. Dulu, Bandara Sepinggan bisa melayani hingga 25 ribu penumpang per hari,” ujarnya.
Farid menambahkan, kebijakan diskon tiket yang diberlakukan saat ini bertujuan menjaga daya saing harga, bukan sebagai pendorong utama pertumbuhan penumpang. Ia berharap pemerintah dapat memberikan dukungan lebih lanjut melalui insentif fiskal, termasuk pengurangan pajak, guna mempercepat pemulihan industri penerbangan nasional.***
BACA JUGA
