Layanan Psikolog Di Puspaga DP3AKB Balikpapan Terjadwal, Privasi Klien Dijamin

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) terus berkomitmen menghadirkan layanan konseling psikologis yang aman, nyaman, dan profesional bagi masyarakat. 

Melalui Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), layanan psikologi kini diatur secara lebih tertib dengan sistem penjadwalan ketat dan protokol kerahasiaan yang dijunjung tinggi oleh tenaga profesional di dalamnya.

Puspaga merupakan salah satu program strategis di bawah DP3AKB yang bertujuan untuk memberikan layanan konsultasi seputar masalah keluarga, pengasuhan anak, kekerasan dalam rumah tangga, hingga penanganan anak berkebutuhan khusus (ABK). Keberadaan Puspaga kian penting di tengah meningkatnya tekanan psikososial masyarakat urban seperti di Balikpapan.

“Setiap sesi konseling kami atur maksimal satu jam. Tapi tentu fleksibel tergantung kasusnya, ada yang cukup 30 menit, ada pula yang lebih. Yang penting, tidak ada antrean panjang, dan psikolog bisa fokus,” ujar Kabid Perlindungan Anak DP3AKB Balikpapan Umar Adi, Selasa (22/7/2025).

Butuh Jeda Emosional Antar Sesi

Pengaturan waktu ini juga mempertimbangkan kesiapan psikolog secara emosional. Setiap tenaga psikologi yang bertugas diberikan waktu istirahat antar sesi untuk “ngenolkan diri” atau menenangkan emosi, agar bisa kembali netral saat menerima klien baru.

“Psikolog itu tidak seperti mesin. Mereka berurusan dengan banyak beban emosi dari klien. Maka perlu waktu jeda untuk menetralkan diri, agar tidak terbawa suasana dari kasus sebelumnya. Kami menyebutnya proses ‘layu-layu’,” tambahnya.

Langkah ini diambil bukan tanpa alasan. Dalam praktik profesional, kondisi psikolog sangat memengaruhi kualitas layanan yang diberikan. Ketika emosi belum stabil, dikhawatirkan pendekatan yang diberikan ke klien berikutnya menjadi kurang objektif.

Kerahasiaan Klien Tak Bisa Ditawar

Isu privasi menjadi perhatian utama dalam pelayanan Puspaga. Meski berada di bawah lembaga pemerintah daerah, informasi atau permasalahan yang diungkapkan klien dalam ruang konseling tidak dapat diakses sembarangan, bahkan oleh pejabat internal sekalipun.

“Sebagai Kepala Bidang, kalau saya tanya, ‘Mbak, anak ini masalahnya apa?’ Biasanya hanya dijawab singkat, misalnya ‘ada masalah dengan orang tua’. Tidak pernah disampaikan detailnya. Itu sudah bagian dari kode etik profesi yang harus dihormati,” tegas perwakilan DP3KB yang enggan disebutkan namanya.

Ia menambahkan bahwa komitmen terhadap etika profesi ini menjadi kunci kepercayaan publik. Tanpa jaminan privasi, banyak warga yang akan enggan memanfaatkan layanan ini.

“Bahasanya sederhana, tapi maknanya besar. Psikolog kami tidak akan membocorkan isi konseling secara penuh, bahkan kepada kami di dalam dinas. Kami hormati itu,” ujarnya.

Layanan Gratis dan Terbuka untuk Semua

Puspaga DP3KB Balikpapan membuka pintu seluas-luasnya bagi masyarakat yang membutuhkan layanan konsultasi, terutama yang berhubungan dengan masalah keluarga dan anak. Layanan ini diberikan secara gratis, dan tidak terbatas hanya bagi warga dengan masalah berat.

“Kadang ada yang datang hanya ingin curhat tentang perubahan perilaku anak remaja, atau bingung cara mendampingi anak berkebutuhan khusus. Itu sah-sah saja. Konseling tidak selalu soal trauma, tapi bisa juga pencegahan,” tambahnya.

DP3KB juga terus mendorong masyarakat, khususnya para orang tua, agar tidak sungkan datang ke Puspaga. Layanan tersedia setiap hari kerja dan dapat diakses melalui sistem pendaftaran atau dengan membuat janji lebih dulu untuk menghindari penumpukan klien.

Upaya Hadapi Tantangan Sosial Keluarga Modern

Di tengah kompleksitas kehidupan perkotaan dan tantangan sosial yang dihadapi keluarga modern, keberadaan Puspaga menjadi elemen penting dalam pembangunan sumber daya manusia sejak dini. Konseling yang diberikan bukan hanya bersifat penyembuhan, tapi juga edukatif dan preventif.

“Kadang kami juga memberikan edukasi mengenai pola pengasuhan, cara berkomunikasi yang sehat dalam keluarga, hingga deteksi dini masalah mental pada anak. Semua dilakukan dengan pendekatan ramah keluarga,” jelasnya.

Saat ini, DP3KB juga tengah berupaya memperluas jangkauan layanan Puspaga, termasuk membuka kanal komunikasi digital, kolaborasi lintas sektor, dan memperkuat koordinasi dengan sekolah serta organisasi masyarakat.

“Kami ingin membangun ekosistem keluarga yang sehat, bukan hanya menyelesaikan masalah. Karena itu, Puspaga bukan hanya tempat curhat, tapi tempat belajar bagi para orang tua,” pungkasnya.***

Editor : Ramadani

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses