Lima Film Indonesia Bertema Demonstrasi dan Aktivisme, Relevan dengan Kondisi Belakangan

Film-film bertema demonstras dan aktivisme yang relevan dengan kondisi belakangan. (Foto: IMDB)

BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Indonesia tengah berada dalam periode penuh gejolak. Sejak akhir Agustus lalu, demonstrasi meluas di berbagai daerah, publik marah atas kebijakan yang mereka nilai jauh dari kepentingan rakyat. Puncaknya, seorang driver ojek online Affan Kurniawan tewas terlindas kendaraan taktis saat aksi, memicu gelombang solidaritas dan memperkuat tuntutan pembubaran DPR RI, reformasi Polri, serta penuntasan kasus pelanggaran HAM oleh aparat.

Di tengah situasi politik yang panas, film-film bertema aktivisme dan demonstrasi kembali relevan untuk kita tonton. Lewat kisah di layar lebar, publik bisa merefleksikan perjuangan rakyat dan memahami kompleksitas gerakan sosial di Indonesia. Dari film klasik seperti Gie hingga karya kontemporer, sinema Indonesia menyimpan banyak narasi tentang perlawanan dan suara rakyat.

1. Gie (2005)

Film karya Riri Riza ini mengisahkan perjalanan hidup Soe Hok Gie, seorang aktivis dan penulis yang vokal mengkritik ketidakadilan pada era pemerintahan Orde Lama dan awal Orde Baru. Diperankan oleh Nicholas Saputra, film ini menyoroti idealisme Gie, konflik batin, hingga perannya dalam gerakan mahasiswa. Latar cerita menggambarkan demonstrasi mahasiswa yang menjadi cikal bakal perubahan politik di Indonesia.

2. Dibalik 98 (2015)

Disutradarai oleh Lukman Sardi, film ini merekam tragedi Mei 1998 dari berbagai sudut pandang, mulai dari mahasiswa, aktivis, hingga aparat keamanan. Film ini memperlihatkan bagaimana situasi politik yang memanas kala itu berujung pada demonstrasi besar-besaran dan jatuhnya rezim Orde Baru. Kisahnya berfokus pada pergulatan emosional para tokoh yang terjebak dalam pusaran sejarah.

Meskipun merupakan film antologi, segmen The Protocol garapan Riri Riza menghadirkan cerita tentang aktivisme di Jakarta. Segmen ini menyoroti seorang aktivis yang harus menghadapi realitas birokrasi dan ketidakpedulian pemerintah, menyinggung soal bagaimana idealisme seringkali berbenturan dengan kenyataan.

3. Tjoet Nja’ Dhien (1988)

Film klasik garapan Eros Djarot ini menceritakan perjuangan pahlawan nasional Cut Nyak Dhien dalam melawan penjajah Belanda. Meski berlatar masa kolonial, film ini merefleksikan semangat perlawanan yang relevan dengan gerakan aktivisme masa kini. Dengan visual yang megah, film ini menggambarkan bahwa demonstrasi dan perlawanan rakyat bukanlah hal baru dalam sejarah Indonesia.

4. Solo, Solitude (Istirahatlah Kata-Kata, 2017)

Film arahan Yosep Anggi Noen ini mengangkat kisah aktivis sekaligus penyair Wiji Thukul, yang lantang bersuara melawan penindasan pada era Orde Baru. Film ini menggambarkan masa pelarian Wiji Thukul setelah demonstrasi dan aksi-aksi protes yang ia pimpin membuatnya menjadi target rezim. Dengan gaya penceritaan yang tenang namun penuh ketegangan, film ini memperlihatkan risiko nyata yang dihadapi para aktivis.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses