Lima Rekomendasi Film Indonesia yang Tayang Desember 2025: Dari ‘Comic 8 Revolution’ hingga ‘Mertua Ngeri Kali’

Teaser poster Comic 8 Revolution: Santet Kabinet. (Foto: IMDB)

BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Desember 2025 bukan sekadar penutup tahun di kalender perfilman Indonesia. Deretan judul baru yang jadwalnya bakal tayang pada bulan ini menunjukkan satu hal: bioskop masih menjadi ruang perebutan perhatian, emosi, dan imajinasi penonton.

Dari horor mistis, drama romantis, hingga aksi-komedi yang satir, Desember hadir sebagai etalase keberagaman genre yang menyasar penonton luas. Lima film hasil rangkuman redaksi inibalikpapan.com berikut menjadi yang paling mencuri perhatian dari daftar rilis IMDb, baik karena kekuatan nama pemain, potensi cerita, maupun daya tarik temanya. Apa saja?

Comic 8 Revolution: Santet K4bin3t

Comic 8 Revolution muncul sebagai salah satu judul paling bising secara konsep. Film ini memadukan aksi, komedi, dan unsur horor politik ke dalam satu dunia yang absurd tapi terasa dekat dengan realitas sosial. Ceritanya berpusat pada sekelompok agen rahasia BIR yang ditugaskan menyelidiki kekacauan di lingkar kekuasaan, setelah muncul dugaan bahwa kabinet pemerintahan terkena santet massal.

Alih-alih serius, misi itu justru berkembang menjadi rentetan situasi konyol, bentrok fisik, dan fenomena supranatural yang dibalut dengan kritik sosial. Andre Taulany, Indro Warkop, Hesti Purwadinata, dan Oki Rengga memimpin jajaran pemain yang terdiri dari komedian serta wajah-wajah baru hasil audisi, membuat film ini terasa seperti pesta besar komedi yang dibungkus cerita konspiratif.

Janur Ireng

Masuk ke ranah horor yang lebih gelap, Janur Ireng berada di titik yang berbeda. Diposisikan sebagai prekuel dari kisah Sewu Dino, film ini menelusuri akar dari kutukan yang menghantui keluarga Kuncoro. Narasinya bergerak pada masa sebelum peristiwa utama, ketika janur hitam menjadi simbol awal dari ritual terlarang dan perjanjian mistis. Atmosfernya kental dengan teror psikologis, ketakutan turun-temurun, serta simbol-simbol tradisi yang berubah menjadi sumber petaka. Film bertabur bintang seperti Rio Dewanto, Marthino Lio, Nyimas Ratu Rafa, hingga Tora Sudiro.

Dusun Mayit

Sementara itu, Dusun Mayit membawa penonton ke sebuah desa terpencil yang menyimpan rahasia mengerikan. Sekelompok anak muda yang semula hanya melakukan perjalanan biasa, tanpa sengaja terjebak di sebuah wilayah yang seperti terputus dari waktu dan realitas. Di sana, jejak kematian, kejanggalan perilaku warga, dan fenomena supranatural mulai mengungkap satu per satu lapisan misteri. Amanda Manopo, Ersya Aurelia, Fahad Haydra, dan Randy Martin menjadi wajah utama yang menghidupkan rasa takut, penasaran, sekaligus keputusasaan dalam kisah ini. Film ini tidak hanya bermain pada kejutan visual, tetapi juga membangun ketegangan pelan-pelan lewat ruang, kesunyian, dan rasa asing.

Patah Hati yang Kupilih

Beranjak ke zona emosional, Patah Hati Yang Kupilih menghadirkan drama romantis yang lebih membumi. Film ini mengangkat kisah tentang cinta yang tidak selalu berjalan lurus, tentang pilihan yang harus diambil saat hati masih tertinggal di masa lalu. Prilly Latuconsina dan Bryan Domani memerankan dua sosok yang berada di persimpangan perasaan, antara menerima kenyataan atau memperjuangkan sesuatu yang belum tentu bisa kembali utuh. Ceritanya menjanjikan lapisan emosi yang dekat dengan pengalaman personal banyak orang: kehilangan, harapan, dan keberanian untuk memilih, meski itu berarti patah hati berkali-kali.

Mertua Ngeri Kali

Terakhir, Mertua Ngeri Kali menawarkan nada yang lebih ringan, meski tetap menyimpan irisan realitas rumah tangga yang akrab. Film berbalut komedi-drama ini mengangkat konflik antara menantu dan mertua yang berkembang menjadi situasi absurd dan menggelikan, namun tak jarang menyentil persoalan generasi, kontrol keluarga, dan batasan dalam hubungan. Naysila Mirdad, Dimas Anggara, Cynthia Corla, hingga Sophie Navita tampil sebagai bagian dari keluarga besar yang “ribut tapi nyata”. Di balik tawa, film ini menyimpan refleksi halus tentang bagaimana cinta dan ego sering kali bertabrakan dalam ruang paling intim: rumah.

Kelima film ini memperlihatkan bahwa Desember 2025 tidak hanya penuh jadwal rilis, tetapi juga penuh pilihan rasa. Bagi penonton yang ingin menutup tahun dengan ketegangan, tawa, atau haru yang lama tinggal di pikiran, bioskop Indonesia di bulan ini menyediakan lebih dari cukup alasan untuk kembali duduk di kursi gelap itu dan membiarkan cerita mengambil alih.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses