Lima RT di Kampung Bungas GSI Kompak Tangani Sampah Plastik
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Sebanyak lima Rukun Tetangga (RT) di kawasan Kampung Bungas, Kelurahan Gunung Sari Ilir (GSI) Kecamatan Balikpapan Tengah, menjadi sorotan karena kompak menggerakkan warganya dalam penanganan sampah, khususnya plastik sekali pakai.
Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menetapkan kawasan ini sebagai proyek percontohan pengelolaan sampah berbasis komunitas dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025.
Kelima RT yang dimaksud adalah RT 64, 65, 66, 68, dan 69, yang selama beberapa tahun terakhir menunjukkan kolaborasi kuat dalam menciptakan lingkungan bersih, sehat, dan berdaya.
“Kampung Bungas ini unik karena lima RT-nya bergerak bersama, bukan sendiri-sendiri. Ini jadi kekuatan utama mereka dan alasan kenapa layak dijadikan percontohan,” ujar Kepala DLH Balikpapan, Sudirman Djayaleksana, Rabu (4/6/2025).
Gerakan Tumbuh dari Bawah
Kampung Bungas awalnya hanya terdiri dari dua RT kecil yang dikenal dengan nama Kampung Hijau. Namun seiring waktu, dengan adanya program pemberdayaan berbasis lingkungan, semangat warga untuk mengembangkan kawasan meningkat. Kini lima RT telah tergabung dan membentuk satu komunitas yang aktif dalam pengelolaan lingkungan, pertanian rumah tangga, serta ekonomi sirkular melalui bank sampah.
Di setiap RT, warga secara mandiri mengelola pekarangan untuk menanam sayuran, buah, dan tanaman hias. Selain itu, mereka juga memilah sampah dari rumah, mengumpulkan plastik terpilah, dan menyetorkannya ke bank sampah setempat.
“Kami belajar dari RT lain, saling berbagi cara mengelola sampah dan lahan. Semangat gotong royong inilah yang membuat kami bisa berkembang bersama,” ungkap seorang Ketua RT.
300 Warga Turun ke Lapangan
Puncak semangat kolektif ini terlihat dalam aksi bersih-bersih sampah plastik yang diikuti lebih dari 300 peserta dari seluruh elemen masyarakat. Aksi ini dilaksanakan di seluruh wilayah lima RT tersebut. Warga membersihkan jalan, parit, dan area terbuka yang menjadi titik rawan sampah plastik.
Tak hanya membersihkan, warga juga diajak memilah sampah di sumbernya, memanfaatkan bank sampah, dan memahami dampak jangka panjang dari pencemaran plastik terhadap lingkungan dan kesehatan.
“Kami ingin warga tidak hanya membersihkan, tapi juga paham kenapa sampah plastik ini berbahaya dan bagaimana cara menguranginya,” jelas Sudirman.
Replikasi Model Kampung Bungas
Keberhasilan lima RT di Kampung Bungas tak ingin berhenti di satu lokasi. DLH berencana mereplikasi model kolaborasi antar-RT ini ke wilayah lain di Balikpapan, dengan menyediakan pendampingan, pelatihan, dan fasilitas teknis seperti alat pengolah sampah dan edukasi pengurangan plastik.
DLH juga tengah memetakan potensi tiap RT di kota ini agar pendekatan pengelolaan sampah bisa disesuaikan dengan karakteristik masing-masing lingkungan.
“Setiap RT punya tantangan sendiri. Tapi kalau lima RT bisa kompak seperti di Kampung Bungas, kenapa yang lain tidak?” tambah Sudirman.
Tantangan dan Harapan
Meski telah menunjukkan keberhasilan awal, tantangan masih terbentang, terutama dalam menjaga konsistensi perilaku warga dan memperluas akses pengolahan sampah yang memadai. Namun semangat kolektif di lima RT ini menjadi bukti bahwa perubahan bisa dimulai dari level paling dasar: lingkungan tempat tinggal.
Pemerintah Kota Balikpapan berharap inisiatif ini tidak hanya jadi kegiatan tahunan, tetapi menjadi gerakan jangka panjang menuju kota yang bebas sampah plastik.
“Kami ingin RT jadi ujung tombak perubahan. Kalau semua RT bergerak bersama, Balikpapan bisa jadi kota hijau sesungguhnya,” pungkas Sudirman.***
Editor : Ramadani
BACA JUGA
