Luas Areal Hutan dan Lahan yang Terbakar di Kaltim Tahun Ini Capai 202 Hektar
SAMARINDA, Inibalikpapan.com – Meski angka kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kaltim tahun ini mengalami penurunan signifikan, Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud (Harum) meminta seluruh jajaran tetap waspada dan tidak lengah.
“Jangan sampai terjadi karhutla, apalagi di kawasan strategis seperti perbatasan negara, terutama di Mahakam Ulu (Mahulu). Ini harus diantisipasi secara serius,” tegas Gubernur Harum saat menerima kunjungan Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Thomas Nifinluri, Kamis (15/5/2025).
Gubernur Harum menyoroti buruknya akses jalan di wilayah perbatasan Kaltim dengan Kalimantan Utara, Tengah, dan Barat yang menyulitkan upaya mitigasi dan penanganan karhutla. Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur jalan bekerja sama dengan pemerintah pusat dan TNI.
“Kalau hutan perbatasan tidak kita jaga, bisa-bisa patok batas negara bergeser. Ini bukan hanya soal lingkungan, tapi juga kedaulatan,” tegasnya.
IKN Wajib Bebas Karhutla
Gubernur juga menegaskan pentingnya melindungi kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) dari ancaman karhutla, mengingat posisi strategisnya secara nasional dan internasional.
“Jangan sampai ada kebakaran di IKN. Ini kawasan vital, harus kita jaga ekstra ketat,” pesannya.
BACA JUGA :
Kaltim sendiri pernah mengalami kebakaran hebat pada 1984, 1987, dan 1999. Berkaca dari itu, Harum mendorong penguatan Manggala Agni serta kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA). Ia bahkan merencanakan pengadaan pesawat pemadam air berjenis amfibi untuk mendukung penanganan cepat.
“Saya pikir ke depan kita harus punya pesawat yang bisa bawa air dan mendarat di danau atau sungai. Ini penting untuk penanganan kebakaran yang efisien dan cepat,” ungkap Harum.
Kasus Karhutla Kaltim Turun Tajam
Dalam kesempatan itu, Thomas Nifinluri mengungkapkan penurunan drastis luas lahan terbakar secara nasional, termasuk di Kaltim.
“Pada 2024, karhutla nasional mencapai 327 ribu hektare. Tahun ini hanya 3.035 hektare. Di Kaltim hanya 202 hektare, paling banyak terjadi di Kutai Timur dan Kutai Kartanegara,” paparnya.
Ia menyebutkan, pemerintah telah mengintegrasikan kebijakan karhutla secara nasional dan memperkuat peran relawan serta memberikan pelatihan dan dukungan ekonomi kepada MPA.
“Masyarakat adalah pihak yang paling terdampak saat karhutla terjadi. Maka edukasi dan pemberdayaan sangat krusial. Hingga kini Kaltim tetap kondusif, dan ini harus kita jaga bersama,” tutup Thomas.
Turut hadir dalam pertemuan ini Sekretaris BPBD Kaltim Yaser, perwakilan Manggala Agni kabupaten/kota, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya./ Pemprov Kaltim
BACA JUGA

