Lulusan Kaltim Sulit Tembus Magang ke Jepang, Disdikbud: Masalah Utama Ada di Matematika

Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Armin

SAMARINDA, Inibalikpapan.com – Peluang kerja dan magang ke luar negeri, terutama ke Jepang, ternyata belum mampu dimanfaatkan optimal oleh lulusan SMA, SMK, dan perguruan tinggi di Kalimantan Timur. Padahal setiap tahun tersedia kuota sekitar 150 peserta, namun formasi tersebut hampir selalu kosong.

Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Armin, mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Disnakertrans Kaltim serta Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) untuk memperluas akses penempatan magang ke Jepang. Namun kenyataannya, minat dan kesiapan peserta masih rendah.

“Kita sudah berupaya, tamatan SMA, SMK, dan perguruan tinggi bisa magang ke Jepang. Tapi sayang sekali, formasinya susah kita isi,” ujar Armin, Rabu (19/11/2025).

Matematika dan Fisik Jadi Penghalang Utama

Armin menyebut penyebab terbesar rendahnya keterisian kuota adalah ketidakmampuan memenuhi standar kompetensi, terutama pada dua aspek: kemampuan matematika dan kondisi fisik.

“Kalau ke Jepang harus bisa matematika dan fisiknya bagus. Tapi kemampuan matematika anak-anak kita rendah. Hasil TKA menunjukkan matematika jeblok. Ini jadi pertanyaan: bagaimana pembelajaran matematika di sekolah?” tegasnya.

Armin menilai, kemampuan bahasa Jepang bukan hambatan utama karena dapat dipelajari saat pelatihan. Namun dasar seperti matematika tidak bisa dipersiapkan dalam waktu singkat.

Masalah Lain: Siswa Kurang Percaya Diri untuk Mendaftar

Selain kompetensi akademik, Armin mengungkapkan bahwa banyak lulusan enggan mendaftar karena rendahnya kepercayaan diri.

“Untuk mendaftar saja mereka tidak pede. Jadi memang jauh dari 150 formasi itu,” ujarnya.

Disdikbud Kaltim Akan Evaluasi Pembelajaran Matematika Hingga Bahasa

Untuk menjawab persoalan tersebut, Disdikbud Kaltim akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pola pembelajaran, terutama pada mata pelajaran matematika, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia.

“Kita akan evaluasi. Kita lihat apa yang terjadi, cara ngajarnya bagaimana, apa yang harus dilakukan guru,” kata Armin.

Menurutnya, Disdikbud kini lebih fokus pada pendampingan guru daripada sekadar memberikan pelatihan. Pendampingan dinilai lebih efektif untuk memastikan metode pembelajaran benar-benar diterapkan di kelas.

“Pelatihan oke, tapi pendampingan jauh lebih penting. Sudah dilatih tapi tidak berubah juga. Akhirnya perlu kita dampingi,” tegasnya.

Pemprov Kaltim berharap evaluasi pembelajaran dan peningkatan kompetensi siswa dapat membuat peluang magang luar negeri lebih mudah diakses, sekaligus meningkatkan daya saing lulusan daerah (ADV Diskominfo Kaltim)

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses