Mahasiswa Balikpapan Diminta Jadi Motor Inovasi di Era Industri dan Society 5.0
BALIKPAPAN, inibalikpapan.com — Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, mendorong mahasiswa untuk menjadi agen perubahan di tengah tantangan Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Pesan ini ia sampaikan dalam sambutannya di kampus Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Balikpapan, Senin (4/8).
Dengan tema “Menjadi Mahasiswa Berdampak Melalui Karya dan Pengabdian di Era Digital Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0”, Bagus menekankan bahwa mahasiswa memiliki peran strategis sebagai penghubung antara idealisme dan inovasi.
“Sejarah telah mencatat kontribusi besar mahasiswa dalam perjuangan kemerdekaan dan reformasi. Kini, tantangan bangsa telah bergeser dari penjajahan fisik menjadi keterlibatan aktif dalam era global yang ditandai oleh revolusi teknologi,” ujarnya.
Bagus menjelaskan, Revolusi Industri 4.0 menuntut mahasiswa untuk adaptif terhadap teknologi, sementara Society 5.0 menempatkan manusia sebagai pusat inovasi agar kemajuan teknologi tetap selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan.
“Industri 4.0 menuntut kita untuk adaptif dan melek teknologi, sementara Society 5.0 mengajak kita untuk menciptakan masyarakat yang inklusif, di mana kemajuan teknologi seimbang dengan nilai-nilai kemanusiaan,” tambahnya.
Ia juga menyoroti capaian literasi digital Indonesia dan Kalimantan Timur yang masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan Indeks Digitalisasi Global ASEAN 2024, tingkat literasi digital Indonesia masih tertinggal, dan Kalimantan Timur berada pada kategori “cukup” menurut IMDI 2024.
“Kondisi ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya berperan sebagai pengguna teknologi, tetapi juga pionir dalam membangun kesadaran dan kecakapan digital di tengah masyarakat,” tegasnya.
Mahasiswa Didorong Dukung Balikpapan Smart City
Dalam pidatonya, Bagus juga menautkan peran mahasiswa dengan visi Pemkot Balikpapan. Terutama sebagai “Kota Global Nyaman untuk Semua dalam Bingkai Madinatul Iman.” Menurutnya, transformasi digital menjadi bagian penting dari empat program prioritas kota. Yakni reformasi birokrasi, layanan pendidikan dan kesehatan, pengembangan pariwisata MICE, serta mendorong inovasi dan kreativitas.
“Penerapan konsep Smart City menjadi langkah strategis. Smart City bukan hanya alat bantu teknologi, melainkan pendekatan holistik yang menyatukan tata kelola, masyarakat, dan lingkungan,” jelasnya.
Ia mengajak mahasiswa untuk aktif mendukung lima pilar Smart City, yaitu:
- Smart Governance: pemerintahan berbasis data dan partisipatif
- Smart Economy: mendukung UMKM dan bisnis digital
- Smart Environment: pengelolaan lingkungan berkelanjutan
- Smart Society: peningkatan literasi dan partisipasi digital
- Smart Mobility: sistem transportasi publik yang efisien
Mengakhiri orasinya, Bagus berharap mahasiswa ITK tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga berdampak nyata bagi masyarakat.
“Harapannya, mahasiswa dapat menciptakan perubahan sosial melalui inovasi dan berkolaborasi. Dengan kampus, pemerintah, serta sektor swasta untuk membangun Indonesia yang lebih maju, berkelanjutan, dan inklusif,” pungkasnya.***
BACA JUGA
