Mahasiswa Uniba Asal Bontang Terbantu GratisPol, Fokus Tempuh Pendidikan Demi Cita-Cita Jadi Guru

Nur Nabila Aulia Salim

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Program Pendidikan GratisPol Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur kembali dirasakan manfaatnya oleh mahasiswa, termasuk Nur Nabila Aulia Salim, mahasiswi asal Bontang yang kini menempuh studi di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Balikpapan (Uniba). Ia mengaku bantuan ini sangat meringankan beban keluarganya dan membuatnya bisa fokus mengejar cita-cita menjadi tenaga pendidik.

Nabila bercerita, sejak awal proses pengurusan berkas, dirinya tidak mengalami kendala berarti. Pihak kampus langsung mengarahkan dirinya ke bagian admisi PMB untuk mengurus dua dokumen penting, yaitu surat keterangan kebenaran mahasiswa dan surat keterangan biaya pendidikan.

“Kalau saya pribadi, alhamdulillah tidak ada kendala. Semua diarahkan oleh kampus. Tapi ada beberapa teman yang sempat mengalami kesulitan,” ungkapnya, Selasa (18/11/2025).

Meski demikian, ia menegaskan manfaat dari bantuan GratisPol sangat besar bagi mahasiswa, terutama bagi mereka dengan keterbatasan ekonomi. Program ini membuat orang tua tidak lagi menanggung biaya kuliah, tetapi hanya fokus pada kebutuhan hidup anak selama merantau, seperti kos, transportasi, dan makan.


“Bermanfaat banget kak, apalagi meringankan biaya pendidikan. Orang tua saya cuma back-up untuk biaya hidup,” ujarnya.

Nabila juga memahami bahwa GratisPol memiliki syarat akademik yang harus dijaga. Mahasiswa penerima dituntut menjaga nilai dan lulus tepat waktu.
“Betul sekali, ada target yang harus dikejar. Selain nilai harus bagus, kami juga harus lulus tepat waktu,” jelasnya.

Di tengah kesibukan kuliah, Nabila tetap memegang teguh mimpinya menjadi guru dan berkontribusi meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Bontang.
“Memang ada beberapa tantangan, tapi saya ingin fokus mengejar cita-cita. Saya ingin menjadi guru untuk membantu dan meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak Bontang,” tegasnya.

Namun, ia menyoroti beberapa catatan terkait program GratisPol. Salah satunya adalah batas nilai bantuan yang hanya Rp5 juta per semester, sementara beberapa jurusan memiliki UKT di atas itu.
“Awalnya saya pikir bakal full dibantu. Tapi ternyata terbatas Rp5 juta. Banyak teman yang UKT-nya lebih besar,” katanya.

Ia juga mengungkapkan kekhawatiran mahasiswa swasta terkait informasi bahwa jika pencairan tidak masuk ke kampus hingga akhir November, maka orang tua akan diminta menalangi terlebih dahulu sebelum ujian semester dimulai.
“Agak miris kalau sampai begitu. Teman-teman jadi khawatir. Mudah-mudahan prosesnya bisa dipercepat,” ujarnya.

Selain itu, ia menilai bahwa beban tambahan biaya seminar dan kebutuhan perkuliahan lainnya seperti printing dan penelitian juga menjadi tantangan bagi mahasiswa.
“Kadang seminar diwajibkan tapi bayar. Teman-teman keberatan. Mungkin bisa diperluas bantuannya,” tambahnya.

Melalui pengalamannya dan rekan-rekannya, Nabila berharap program GratisPol terus dievaluasi agar semakin efektif dan berdampak luas.
“Semoga program ini berjalan maksimal dan terus diperbaiki supaya manfaatnya makin besar untuk masyarakat Kaltim,” tutupnya.***


Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses