BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com —  tidak selama makam menjadi tempat menyeramkan bagi sebagian orang yang tinggal disekitar atau tepat tinggal di bekas makam.

Hal ini terjadi di Rt25 dan Rt38 Kelurahan Prapatan, Kota Balikpapan, Kaltim. Ratusan warga bahkan menempati makam kuno yakni makam Cina dan makam Belanda sejak tahun 1992 lalu. Makam tua itu telah lama dipindahkan ke Kilometer 15 Jalan Soekarno Hatta, Balikpapan Utara.

Seorang warga sekitar yang duluna penjaga makam Saparudin (55) mengatakan dirinya bersama keluarganya termasuk warga lama yang tinggal di Kelurahan Prapatan. Lahir dan besar hingga beranak cucu di kawasan perbukitan itu yang dulu menjadi makam namun bekas-bekas makam masih terlihat jelas.

“Wajah Prapatan sudah berubah total. Dulu ini memang makam tapi sejak tahun 92 secara bertapah dipindahkan ke kilo 15,” tuturnya (17/1/2020).

Dia mencerikan ratusan warga yang sekarang tinggal di Rt 25 dan Rt38 Prapatan ini

Tinggal tulang belulang orang Cina dan Belanda yakni rumah-rumah yang berada di seberang Gereja Theresia hingga ke atas gunung (bukit).

“Dulu memang areal pekuburan warga keturunan China, jumlahnya ribuan dan bangunannya begitu megah. Ini bisa lihat bekas makam masih ada di Rt38 . kala di Rt 25 itu banyak kuburan tentara Belanda,” ujarnya sambil menunjukan kepada media.

Dia kembali menceritakan pada tahun 70-an ayahnya dan pamannya bertugas sebagai juru kunci makam. Juta  sebagai tukang gali kubur bila ada keluarga keturunan Cina meninggal dunia. 

“Dari kakek sampe saya jaga ini kuburan. Bilangnya ini makam Bapaknya H Aliong (pengusaha di Balikpapan),” ujarnya.

Tempat tinggal yang tempati bersama tiga anaknya ini merupakan rumah pertama di RT 38. Awalnya hanya gubuk kayu sebagai tempat istirahat selesai tugas.

“ Mulai ramai tahun 83, perumahan mulai ada karena kan banyak orang datang dari Jawa (transmigrasi) . Mereka mulai  bangun rumah di areal kuburan Cina dan Belanda. Terus ini makin ramai,” katanya bercerita.

 Sapar mengaku tidak tahu pasti kemana tulang belulang tentara belanda itu dipindahkan.

Menurut Sapar, sejak pembangunan rumah kian marak, banyak warga keturunan cina yang memilih membongkar dan memindahkan kuburan leluhur mereka ke daerah Kilo Meter 15 Kecamatan Balikpapan Utara.

“ Waktu itu usia saya  masih 19 tahun. Ya saya kerja jadi pembongkar kuburan. Waktu itu lumayan satu makam di upah sekitar 50 hingga 100 ribu rupiah,” ungkapnya.

Hingga kini  masih ada dua makam berukuran 5×6 meter yang tetap utuh tidak dibongkar. Kini telah dijadikan rumah oleh warga.

“ Keluarga nggak ada yang datang jadi terlantar nggak dibongkar. Masih ada  dua makam nah  warga membangun rumah diatasnya,” tukas Sapar.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version