Masjid Jami’ Al-Ula: Warisan Islam di Balikpapan yang Bertahan dari Zaman ke Zaman

Masjid Jami Al Ula Balikpapan
Kondisi dalam Masjid Jami Al Ula Balikpapan. Masjid ini sudah berusia 100 tahun lebih. (Foto: @pesonabalikpapan_)

BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Di tengah pesatnya pembangunan Balikpapan, Masjid Jami’ Al-Ula masih berdiri kokoh sebagai saksi sejarah panjang penyebaran Islam di kota ini.

Berlokasi di Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Baru Ulu, Balikpapan Barat, banyak yang meyakinu masjid ini telah ada sejak akhir abad ke-19, menjadikannya salah satu bangunan ibadah tertua di kota minyak tersebut.

Jejak Sejarah dan Peran Saudagar Muslim

Masjid Jami’ Al-Ula awalnya hanyalah surau kecil yang dibangun oleh komunitas saudagar Muslim yang datang dari Sulawesi Selatan, Banjarmasin, Penajam, dan Jenebora. Selain berdagang, mereka juga berperan dalam penyebaran ajaran Islam di Balikpapan. Untuk memenuhi kebutuhan ibadah, surau ini pun berkembang menjadi masjid yang lebih besar seiring bertambahnya jumlah penduduk Muslim di kawasan Kampung Baru.

Mengutip laman resmi Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kota Balikpapan, keberadaan masjid ini tak lepas dari peran tokoh-tokoh masyarakat yang aktif membangun dan merawatnya.

Tokoh seperti Haji Ambo Laupe, Haji Mandarwasa, dan Haji Sakka menjadi sosok penting dalam pengembangan masjid ini. Renovasi besar pengurus lakukan pada 1970-an, 1988, dan terakhir pada 2004, yang melibatkan perombakan total serta pembangunan madrasah di dalam kompleks masjid

Lolos dari Bom dan Kebakaran

Keberadaan Masjid Jami’ Al-Ula bukan hanya menjadi bukti sejarah perkembangan Islam di Balikpapan, tetapi juga menyimpan kisah keajaiban. Saat Perang Dunia II, sebuah bom jatuh tepat di samping masjid, namun tidak meledak. Kejadian ini membuat masyarakat setempat semakin meyakini keberkahan tempat ibadah tersebut.

Selain itu, masjid ini selamat dari dua kebakaran besar yang melanda kawasan Kampung Baru pada 1948 dan 1984. Meskipun api melalap rumah-rumah di sekitarnya, Masjid Jami’ Al-Ula tetap berdiri tanpa mengalami kerusakan berarti. “Kebakaran besar yang melanda kawasan ini tidak sampai merusak bangunan utama masjid. Sebuah peristiwa yang hingga kini masih dikenang masyarakat,” demikian tertulis dalam situs resmi Disporapar Balikpapan.

Kini, Masjid Jami’ Al-Ula tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan Islam bagi masyarakat sekitar. Kehadiran madrasah di kompleks masjid memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mempelajari agama lebih dalam.

Di tengah modernisasi kota, Masjid Jami’ Al-Ula tetap berdiri sebagai simbol ketahanan dan keberlanjutan tradisi Islam di Balikpapan.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses