BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Hampir setahun terimbas pandemi Covid-19, usaha jahit baju skala rumahan di Kota Balikpapan, Kaltim, belum pulih. Namun perlahan membaik. Sejumlah cara ditempuh, dan ternyata ada yang bisa menjadi peluang, yakni pembuatan masker sesuai pesanan.

“Awalnya ya lantaran kebetulan. Ketika di minggu-minggu awal pandemi, ada pelanggan menanyakan apakah saya bisa bikin masker,” kata Atha Nalurita, pemilik usaha jahit Modiste Samantha Balikpapan, di workshop yang sekaligus rumahnya, Kompleks Wika

Permintaan itu disanggupi. Membuat masker tidak pernah terlintas di benaknya karena pelanggan yang datang biasanya hanya menjahitkan baju dan celana. Namun karena saat itu, order jahit sepi, permintaan seperti itu jelas peluang.

“Waktu itu, orang pada ke toko atau ke apotik untuk beli masker. Tapi sering kehabisan. Karena itu, pilihan paling dekat ya bikin masker kain. Ya, lumayan ada pemasukan. Meski tetap saja  jauh dari cukup untuk menutup biaya hidup,” ujar Atha.

Dua bulan sejak pandemi, masker-masker mulai mudah didapat. Masker-masker dengan harga murah juga mulai dijual di tepi-tepi jalan. Kondisi ini berimbas lagi pada permintaan masker yang turun. Harga masker yang diproduksi massal oleh pabrik atau konveksi, tentu lebih menarik.

“Bingung lagi. Order jahit mulai ada, tapi secara umum, kondisi masih tiarap. Sementara order masker turun. Bagi kami, tidak mungkin menjual masker semurah harga pabrikan. Sampai kemudian, awal Oktober, terbesit pikiran untuk mendesain masker yang agak beda,” katanya.

Desain masker standar ditepikan.  Memang masih berbahan kain katun dan lurik, atau kombinasi keduanya, namun talinya diganti. Dari karet elastis ke tali yang dilengkapi stopper. Ternyata ada peminatnya, meski masih sebatas pelanggan, teman, dan tetangga.

Seiring waktu desain maskernya berubah. Juga bahan tali dan stopper. Atha menambahkan detil lekuk jahitan sehingga lumayan membantu mereka yang memakai kacamata. Lebih lumayan menahan embusan nafas yang biasanya jadi penyebab kacamata berembun.

“Tali yang awalnya berwarna hitam, atau putih, coba saya ganti dengan yang warna-warni. Eh ada peminatnya. Mereka yang mau pesen masker,  semakin lebih banyak opsi. Mau pakai kain sendiri untuk masker, pun bisa. Ingin order masker yang mencantumkan label nama brand-nya, pun, bisa juga,” kata Atha yang juga fashion designer ini.

 Sejumlah pesanan masker pun muncul. Dari pelanggan personal yang memesan 1-10 masker, sampai usaha kopi yang memesan hingga lebih 100 masker. Juga ada pesanan masker untuk menunjang promosi buku.

“Ada juga masker yang warna dan motifnya minta diseragamkan dengan baju. Beberapa suami istri dan yang masih pacaran, juga minta masker couple (pasangan). Ada juga beberapa ibu yang minta masker ukuran kecil untuk anaknya,” ucapnya.

Inovasi desain masker terus diupayakan. Selanjutnya Atha membuat masker edisi “Percik” yang terinspirasi trunkshow “Percik” by Samantha yang merupakan rangkaian pembukaan The Eatnic, foodcourt di Plaza Balikpapan, Agustus lalu. Seperti namanya, masker Percik ini, kainnya “diwarnai” dengan cara dipercik.

Masker style Samantha pun mulai dikenal.  Masker desain Atha ini kemudian coba dibikin lebih personal, yakni mencantumkan nama pemesan, atau apa yang ingin ditulis di maskernya. Untuk yang ini, dilakukan dengan jahitan tangan.

Tak berhenti di situ, Atha mencoba lagi menggali ide. Sampai kemudian muncul masker edisi “Harry Potter” akhir tahun lalu. Inspirasinya karena Atha penggemar novel tersebut. Masker edisi ini, tetap dijahit tangan. “Ada yang beli juga,” ucap Atha yang memang berasal dari keluarga besar penjahit ini.

Permintaan masker juga datang dari luar kota di Jawa. Atha dibantu suaminya, Adi Prasetya, menjalankan usaha jahit. Mereka berbagi tugas. Pekerjaan  nonjahit seperti memotong pola dan kain, menyeterika, pengemasan,  hingga mengirim, biasanya dikerjakan Adi.

Adi yang juga seorang bloger ini juga banyak menjalankan media sosial (medsos) instagram, situs web berbagi video Youtube,  dan website. Di ranah instagram, usaha jahit ini punya dua alamat, yakni @samanthaproject dan @samantha_project_storehuse. Alamat website www.modistesamantha.com. Sedangkan akun youtube: Samantha Project.

Samantha adalah usaha jahit yang bergerak dengan cara berbeda di Balikpapan. Tidak hanya mencebur ke jasa jahit –sebagai lini utama– dengan nama “Modiste Samantha”, namun juga mengeluarkan produk desain sendiri yang diberi label “Samantha Project”. 

Adi menambahkan, usaha jahit yang merambah ke beberapa platform seperti instagram, website, dan youtube, mungkin baru segelintir. Apalagi yang mengkreasi dan mengisi kontennya secara rutin dan memakai style beda dan bernuansa kekinian.

Pemasukan dari pesanan masker bukan yang utama, karena utamanya tetap orderan jahit baju. Kondisi sekarang, orderan jahit perlahan muncul. Tapi tetap saja baru pulih 35-40 persen dari kondisi sebelum pandemi. Karena itu pemasukan dari oder masker, penting.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version