Melihat Transformasi Ideologi Eks Jamaah Islamiyah di Kaltim, Dulu Ekstrem Kini Moderat

Puluhan mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI) dari berbagai daerah di Kalimantan Timur mengikuti kegiatan dialog dan pembinaan ideologi yang digelar oleh di Hotel Grand Tulip, Balikpapan, Minggu (21/12/2025). (Foto: Samsul/Inibalikpapan)

BALIKPAPAN, inibalikpapan.com — Puluhan mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI) dari berbagai daerah di Kalimantan Timur mengikuti kegiatan dialog dan pembinaan ideologi yang digelar oleh di Hotel Grand Tulip, Balikpapan, Minggu (21/12/2025).

Kegiatan bertajuk Transformasi Ideologi: Jalan Menuju Wasathiyah Membangun Kesadaran Baru Ideologi Sehat yang Moderat ini menjadi bagian dari upaya reintegrasi eks anggota JI ke tengah masyarakat. Program tersebut mendorong perubahan cara pandang ke arah yang lebih moderat, sekaligus memperkuat komitmen kebangsaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sejumlah pihak hadir dalam kegiatan ini, antara lain Kasatgaswil Kaltim Densus 88 AT Polri Kombes Pol Dasuki Herlambang, Wakil Ketua Kaltim Bidang Ukhuwah Islamiyah Azhar Qowim, serta Kepala Badan Kesbangpol Kota Balikpapan Sutadi.

Kegiatan ini juga menghadirkan Ustaz Para Wijayanto, mantan Amir Jamaah Islamiyah, sebagai narasumber. Ia menekankan pentingnya meninggalkan paham ekstrem dan kembali pada ajaran Islam yang seimbang atau wasathiyah.

“Pasca-pembubaran Jamaah Islamiyah pada 30 Juni 2024, kami harus berpegang pada ajaran yang seimbang, tidak berlebihan dan tidak mengurangi ajaran Islam, serta menghindari sikap ifrat maupun tafrith,” ujar Para Wijayanto.

Ia menegaskan bahwa perubahan ideologi bukan proses instan. Butuh waktu, pembelajaran, dan pendampingan yang berkelanjutan agar pemahaman keagamaan dapat tumbuh secara sehat.

“Kita harus kembali pada prinsip Islam yang mengutamakan kesederhanaan, keseimbangan, dan menjaga persatuan dalam bingkai NKRI,” tegasnya.

Sementara itu, Kombes Pol Dasuki Herlambang menyebut situasi Kalimantan Timur relatif kondusif sejak pembubaran JI setahun lalu. Menurutnya, proses reintegrasi berjalan tanpa gejolak berarti.

“Alhamdulillah, sudah satu tahun sejak pembubaran JI. Tidak ada lagi aksi kekerasan atau radikalisasi. Mantan anggota JI mulai kembali berbaur dengan masyarakat,” katanya.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga tutur kata dan sikap dalam kehidupan sosial agar tidak memicu ketegangan.

“Lisan adalah cerminan hati. Cara kita berbicara menentukan suasana. Komunikasi yang baik penting agar tidak menyinggung dan menimbulkan masalah baru,” ujarnya.

Dari sisi pemerintah daerah, Kepala Badan Kesbangpol Kota Balikpapan Sutadi menyatakan dukungan terhadap kegiatan tersebut. Menurutnya, penguatan nilai moderasi penting bagi Balikpapan yang dikenal sebagai kota dengan tingkat keberagaman tinggi.

“Balikpapan memiliki lebih dari 140 paguyuban dan ratusan organisasi kemasyarakatan. Keberagaman ini harus dijaga agar menjadi kekuatan, bukan sumber konflik,” kata Sutadi.

Ia menambahkan, di tengah derasnya arus informasi, masyarakat perlu dibekali pemahaman ideologi yang sehat dan inklusif.

“Kegiatan seperti ini strategis untuk memperkuat komitmen kebangsaan, Pancasila, dan NKRI,” ujarnya.

Sejumlah peserta menyatakan komitmennya untuk terus belajar dan berproses agar dapat kembali berperan positif di tengah masyarakat.

“Kami ingin menjadi pribadi yang bermanfaat, memperbaiki diri, dan menjalani kehidupan sesuai ajaran Islam yang moderat,” ujar salah satu peserta.

Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal yang berkelanjutan dalam membangun kesadaran baru, sekaligus memperkuat kehidupan sosial yang damai dan inklusif di Kalimantan Timur.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses