Memasuki Musim Kemarau Titik Panas di Kaltim Meningkat

kebakaran hutan dan lahan
kebakaran hutan dan lahan

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pemerintah mengeluarkan peringatan serius menyusul meningkatnya jumlah titik panas (hotspot) di sejumlah wilayah, terutama Kaltim, Riau, dan wilayah Sumatera selatan.

Tren kenaikan hotspot ini menjadi sinyal bahaya menuju puncak musim kemarau yang diprediksi terjadi pada Agustus hingga September 2025.

Dikutip dari Info Publik, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, menegaskan bahwa situasi ini sudah memasuki tahap siaga.

Raja Juli menyebut beberapa provinsi kritis yang mengalami peningkatan risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla), di antaranya Kalsel, Sumsel, Jambi, Kalbar, dan Kalteng.

“Di Riau saja, sudah ada 43 kasus karhutla dan 51 tersangka yang sedang diproses hukum. Ini harus menjadi efek jera dan peringatan keras bagi pelaku lainnya,” tegas Raja Juli.

10 Hari Pertama Agustus Jadi Titik Kritis Karhutla

Pemerintah menetapkan 10 hari pertama Agustus sebagai fase paling kritis. Tingkat kekeringan tinggi dan curah hujan sangat rendah.

Karena itu, Raja Juli meminta seluruh kepala daerah, TNI/Polri, hingga relawan lokal untuk mengintensifkan operasi pencegahan dan pemadaman, baik lewat jalur darat maupun udara.

Raja Juli juga mengapresiasi peran strategis Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Manggala Agni yang menjadi garda depan dalam mencegah kebakaran di titik-titik rawan.

BMKG Siagakan Operasi Modifikasi Cuaca

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menambahkan, wilayah Sumatera bagian selatan dan sebagian Kalimantan akan memasuki fase kekeringan ekstrem hingga akhir Agustus. Potensi karhutla makin tinggi, apalagi ditopang oleh angin kering dan minimnya hujan.

“Patroli udara harus diperluas, dan penyiraman dengan helikopter water bombing atau Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) harus segera dilakukan di titik-titik kritis,” jelas Dwikorita.

BMKG juga terus memperbarui data cuaca harian untuk mendukung pengambilan keputusan cepat oleh satuan tugas di lapangan.

BNPB Kerahkan Armada Udara dan Peralatan Khusus

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyatakan bahwa pemerintah telah menggelar operasi besar-besaran untuk mencegah perluasan karhutla di 6 provinsi prioritas, dengan dukungan logistik senilai lebih dari Rp4 miliar. Fasilitas yang digerakkan meliputi:

  • 10 helikopter patroli udara
  • 14 helikopter water bombing
  • Motor karhutla roda dua dan tiga
  • Pompa jinjing, APD, dan perlengkapan pemadam ringan

“Hasilnya mulai terlihat. Kolaborasi udara-darat telah menekan peningkatan hotspot. Tapi kita belum boleh lengah. Potensi karhutla masih akan memuncak dalam 4–6 pekan ke depan,” ujar Suharyanto.

Masyarakat Diminta Taat, Jangan Bakar Lahan

Pemerintah mengingatkan bahwa keberhasilan menekan karhutla bukan hanya soal teknologi dan operasi udara, tapi juga kesadaran publik. Masyarakat diimbau tidak membuka lahan dengan cara membakar, mematuhi larangan lokal, dan melapor jika menemukan potensi kebakaran.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses