BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Saat melakukan kunjungan kerja ke Kota Balikpapan pada Selasa (06/04), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim melakukan dialog bersama 18 Calon Guru Penggerak dan 7 tujuh Calon Guru Pendamping pengajar praktik calon Guru Penggerak Angkatan I dan II di Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara dan angkatan II Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Kepada mereka, Mendikbud mengatakan kebijakan Merdeka Belajar Episode 5 : Program Guru Penggerak merupakan salah satu program prioritas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2021.

Mendikbud berharap, lulusan Program Guru Penggerak ini nantinya ditargetkan bisa menjadi para pemimpin pendidikan misalnya wakil kepala sekolah, kepala sekolah, kepala dinas atau kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) yang memiliki kekuatan untuk mengambil kebijakan. “Saya maunya adalah ingin generasi guru penggerak menjadi kriteria pemimpin pendidikan. Bahkan, masuk sampai menjadi pemimpin-pemimpin di dalam Kemendikbud. Sampai kepala LPMP harusnya kriterianya dari situ,” ujar Nadiem Makarim di Hotel Grand Senyiur, Balikpapan, Selasa sore (06/04).

Nadiem menekankan, program guru penggerak bukan program yang sekadar berisi pelatihan atau bimbingan teknis (Bimtek) tetapi program penting bagi Kemendikbud untuk mencetak calon-calon pemimpin pendidikan di Indonesia. “Harapan besar saya, setelah sembilan bulan program pendidikan Guru Penggerak, para guru itu wakil-wakil dari guru-guru penggerak ini akan menjadi mitra daripada Kepala Dinas dalam peningkatan mutu. Bagaimana Kepala Dinas memprioritaskan anggaran, Bagaimana kepala dinas memprioritaskan program,” ungkapnya.

Nadiem berharap ke depan guru penggeradapat turut mendukung dinas pendidikan dalam memformulasikan kebijakan-kebijakan-kebijakan serta memberi masukan bagi Kepala Dinas dalam pembuatan program. “Mereka yang menurut saya adalah para calon Guru Penggerak sudah terbukti punya pemahaman dan punya bathin yang berpihak kepada murid,” tambah jelas Mendikbud.

Oleh karena itu, seleksi menjadi Guru Penggerak pun tidak mudah. Beberapa proses seperti tes skolastik, wawancara, hingga membuat esai harus dilalui para calon Guru Penggerak. Bahkan, Mendikbud mengatakan ketatnya seleksi Calon Guru Penggerak itu serupa dengan seleksi guru Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). “Banyak yang tanya kenapa seleksinya ketat? karena ini calon-calon pemimpin pendidikan masa depan. Siapa tahu calon-calon kepala dinas kita. Makanya sangat penting dan selektif,” imbuhnya. Nadiem juga menyampaikan ada tiga hal yang dicari dari Program Guru Penggerak. Pertama, guru yang berpihak kepada murid bukan pada regulasi, kedua guru yang selalu haus akan belajar. Kalau guru yang tidak ada memiliki kemauan belajar itu tidak mungkin guru yang baik. Itu saya jamin. Karena pembelajaran menjadi guru baik itu dinamis luar biasa.

“Selalu mau mengikuti perubahan tiap tahun ada teori maupun , konsep baru demi melayani muridnya,”kata Nadiem.

Hal ketiga yang dicari dari program ini, lanjut Nadiem adalah guru yang memiliki tanggung jawab untuk merubah guru-guru lain di sekitarnya. Guru penggerak harus menjadi influencer. Artinya Bapak/Ibu harus majang-majang video-video dan lain-lain di YouTube. “Bapak/Ibu harus menjadi selebritis yang berdampak baik di dunia pendidikan biar diikutinagar menjadi panutan sama guru-guru lain,” ujar Mendikbud.

Pada kesempatan ini, Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Hetifah Sjaifudian mengapresiasi, program Gguru Ppenggerak yang diciptakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Setelah melihat dan mendengar langsung dari para calon Guru Penggerak, ini saya yakin bahwa upaya transformasi yang sudah dilakukan di Kemendikbudterian, khususnya bagi guru, itu sudah kelihatan membuahkan hasil,” ujar Hetifah.

Lebih lanjut Hetifah mengatakan, akan adalah terus mengawasi implementasi program ini apakah berjalan atau tidak dengan beberapa sekolah dan sekian guru yang terlibat dalam program ini. Segala upaya kita akan kita lakukan untuk meningkatkan efektivitas pendidikan nasionalkita. “Kita lihat tadi para calon Guru Penggerak menyuarakan kepentingannya dengan mata yang berbinar-binar dan, suara Bapak/Ibu yang renyah dan termasuk air mata bahagia nya yang terjadi bagi saya itu terus menyuarakan kepentingan-kepentingan dari para guru penggerak ini,” imbuhnya.

Pada kesempatan ini, Mendikbud mempersilakan para calon Guru Penggerak untuk bertanya, bercerita, maupun mengkritik Pprogram Guru Penggerak. Mendikbud juga mempersilakan para guru menyampaikan hal-hal yang masih mengganjal terkait program pendidikan yang ada. “Ini adalah sesi curhat (curahan hati). boleh kritik, boleh menanyakan juga pertanyaan yang mengenai apa yang ada di benak Bapak dan Ibu guru,” ungkapnya. Nadiem menegaskan, dalam Pprogram Guru Penggerak, guru menjadi faktor penentu dalam menggerakkan transformasi pendidikan.

Posisi pemerintah, kata Mendikbud, hanya bisa mendukung kebutuhan maupun dan menyediakan solusi atas tantangan yang dihadapi para guru dalam memajukan pendidikan. “Tugas saya adalah melepas potensi Bapak Ibu. Bukan kita yang ngasihmemberikan arahan terus. Justru kami yang perlu mengikuti arah perubahan guru,” ujar Nadiem.

Puspani, calon Guru Penggerak angkatan II dari SMAN 1 Balikpapan menceritakan bagaimana ia menangis ketika tanggal 26 Maret 2021 diterima sebagai calon guru penggerak. “Saya berbahagia Pak Menteri. Kebetulan saya putri asli daerah. Saya orang Dayak. Jadi saya merasa bahwa program ini betul-betul menyentuh Bapak/Ibu guru di seluruh Indonesia dan memberikan kami kesempatan menyampaikan isi hati dan harapan untuk siswa-siswi, katanya. Puspani berharap program ini tidak berhenti sampai era Nadiem saja tetapi tetap berlangsung hingga berimplikasi kepada semua guru.

“Kami mohon program Guru Penggerak ini tidak hanya berakhir di sembilan bulan pendidikan, tapi bisa berkelanjutan dan bisa berimplikasi kepada seluruh guru di Indonesia,” ujarnya.

Senada dengan itu, Abdun Nafi, guru agama yang menjadi Calon Guru Penggerak angkatan I dari SMPN 023 Penajam Paser Utara mengakui bahwa program ini harusnya sudah dilakukan sejak dulu karena program ini telah merubah pola pikir para guru dalam mendidik.

” Ketika saya sudah menjalankan pendidikan calon Guru Penggerak selama lima bulan ini, saya merasakan betul ada perubahan pola pikir. Ada perubahan dalam cara berpikir memahami anak-anak dan cara berkomunikasi dengan teman-teman guru. Saya belum pernah mendapatkan visi ini sebelumnya,” ungkap Abdun.

Harapannya, lanjut Abdun Nafi program ini bisa memberikan semangat kepada guru-guru lain karena visi dari program ini luar biasa yaitu memerdekakan cara belajar. “Saya mempunyai pengalaman mengajar 13 tahun dan saya merasa bodoh karena sebelum mengikuti program Guru Penggerak, saya memaksakan pembelajaran yang harus sesuai dengan keinginan saya. Tidak memfasilitasi murid-murid, tidak mengakui potensi dan kelebihan murid,” ungkapnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version