BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Politeknik Negeri Balikpapan melaksanakan Fokus Grup Diskusi yang di hadiri dari Universitas Balikpapan, STT Migas, Politeknik Negeri Ujung Pandang

Politehnik Negeri Nunukan, pada Jumat (5/8/2022).

Acara berlangsung di Gedung Terpadu Poltekba, pada pukul 13.00 Wita. Ada tiga narasumber dalam diskusi, yakni dalam hal mempersiapkan generasi unggul melalui pemdidikan vokasi, yaitu Dr. Ir Hetifah Sjaifudian, MPP Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan RI, Dr. Ir Kiki Yuliati, M. Se Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Dr. Beny Bandanadjya, ST, MT Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi. 

“Harapan saya karena kebutulan, kami berada pada daerah penyangga ikn semoga pertemuan ini dapat memberikan masukkan sebagai acuan untuk melaksanakan lebih cepat untuk peningkatan  vokasi kedepan,” kata Direktur Poltek, Ramli S.E, M.M 

“Kota Balikpapan sudah visioner  takdir untuk Kaltim yang menjadi sorotan IKN, perubahan itu saat ini sudah terjadi dan sangat cepat,” ucap Dr. Ir Kiki Yuliati.

Kiki Yuliati menambahkan, bahwa sekarang tidak bisa kita bekerja dengan cara biasa, oleh sebab itu pasti akwn ada kulturasi budaya. Optimis warga Kaltim akan mampu bersaing dalam bidang pendidikan dan Teknologi kedepan. Yang nantinya bisa menggembangkan teknologi, mengoperasikan, menjaga dan vokasi mereka dapat menciptakan pekerjaan sendiri. 

“Kami bisa ikut mengakomodir semangat yang ada disini dan semua programnnya bisa direalisasikan, Semua program-program ini ialah apspirasi dari masyarakat melalui yang nanti Hetifah akan menyuarakaan dari pr-pr yang kami bawa dari diskusi ini,” kata Dr. Beny Bandanadjya,.

Diskusi berkangsung dan banyak para tamu undang perwakilan dari beberapa universitas daerah yang memberikan pertanyaan. Salah satunya Yahya dari Politeknik Negeri Samarinda (Polnes).

“Keberadan ikn itu yang pertama kali harus menyambut adalah dari sektor pendidikan yang ada di Kaltim,  namun saya lihat masih banyak keberadaan orang luar yang masuk ke ikn,” ujar perwakilan Polnes Samarinda.

Yahya menambahkan bahwa “perlu ada pemisahan semua perguraan tinggi di kaltim harusnya bisa pertama mendapat tempat di kementrian,” pungkasnya 

Tidak hanya itu masalah pendidikan menjadi PR bersama salah satunya. Terjadi kesenjangan ketika dinas pendidikan dengan Dinas Ketenagakerjaan. Ketika anak lulus dari K3 disalah satu Universitas seperti uniba. Untuk masuk ke perusahaan pelaku industri. 

“Ya dengan pelajaran yang kamu berikan 4 tahun di K3 ketika lulus dan melamar kerja di perusahaan malah masih dipertayakan sertifikat K3 Umum, yang waktu belajarnya hanya 12 hari,” tutur Dr Komeyni Rusba.

Herifah menyampaikan bahwa sebentar lagi total ada 200 ribu pekerja masuk IKN namun yang banyak di cari untuk proyek IKN ialah Teknik Infrastruktur, namun faktanya Teknik Infrastruktur ini sedikit di Kaltim. 

“Padahal ada pelatihan yang di berikan oleh PUPR apa ini tidak tersampaikan ke masyarakat atau seperti apa, ini yang nanti saya perkuangan untuk masyarakat Kaltim,” tutup Hetifah Sjaifudian.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version