Obesitas Meningkat, China Perbanyak Matpel Olahraga di Sekolah

Obesitas China
Ilustrasi anak-anak di China berolahraga (YouTube Walmonos Sports)

HONG KONG, inibalikpapan.com – China bermaksud tingkatkan mata pelajaran (matpel) olahraga pendidikan jasmani di sekolah-sekolah terkait peningkatan obesitas pada anak di negara tersebut.

Dalam hal ini, pendidikan jasmani jadi salah satu pelajaran wajib di kurikulum, begitu kata Kementerian Pendidikan setempat.

Hal ini mendorong pendidikan yang lebih holistik di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang peningkatan obesitas anak.

“Sekolah dasar dan menengah harus memastikan guru pendidikan jasmani dapat perlakuan sama dengan rekan mereka dalam mata pelajaran seperti bahasa Mandarin, matematika, dan bahasa Inggris. Guru jasmani juga harus mengintensifkan upaya untuk mengembangkan olahraga utama seperti sepak bola, basket, dan voli,” kata kantor berita resmi Xinhua, mengutip Kementerian Pendidikan negara itu.

“Langkah-langkah ini merupakan bagian dari dorongan yang lebih luas untuk pendekatan yang lebih holistik terhadap pendidikan, yang memadukan kebugaran fisik dengan pengembangan akademis. Hal ini untuk menumbuhkan siswa yang berwawasan luas dan siap menghadapi masa depan,” kata Kementerian tersebut.

Langkah-langkah tersebut muncul setelah China mengeluarkan rencana nasional pertamanya pada bulan Januari untuk membangun “negara pendidikan yang kuat” pada tahun 2035.

Kebijakan tersebut termasuk mewajibkan siswa sekolah dasar dan menengah untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya dua jam setiap hari.

Aktivitas fisik mengendalikan miopia, atau rabun jauh, dan tingkat obesitas secara efektif.

Tenaga Pendidik Jasmani Kurang

Pada pertengahan 2022, terdapat kekurangan sekitar 120.000 guru pendidikan jasmani di seluruh negeri, dengan daerah pedesaan menjadi yang paling terdampak, begitu lansir dari Xinhua.

Jika matpel olahraga menjadi pelajaran wajib, maka mendorong perekrutan atlet pensiunan dan veteran militer untuk membantu menutup kesenjangan tersebut.

Guru pendidikan jasmani akan menerima kompensasi yang sama dengan rekan-rekan mereka dalam mata pelajaran lain.

Mereka dapatkan penyesuaian gaji berdasarkan kinerja untuk tugas olahraga sepulang sekolah dan pelatihan tim, katanya.

Obesitas pada remaja meningkat sejak 2019 karena berkurangnya aktivitas fisik selama karantina wilayah COVID dan semakin banyaknya pemesanan makanan cepat saji secara daring.

Dokter memperkirakan obesitas akan meningkat selama 10-12 tahun ke depan karena ekonomi melambat dan mengalami perubahan struktural.

Semuanya menyebabkan kebiasaan makan yang buruk dan berkurangnya aktivitas fisik.

Proporsi anak laki-laki yang mengalami obesitas di China melonjak menjadi 15,2 persen pada tahun 2022 dari 1,3% pada tahun 1990.

Jumlah ini lebih kecil dari Amerika Serikat sebesar 22 persen, tetapi lebih tinggi dari Jepang sebesar 6 persen, Inggris dan Kanada sebesar 12 persen dan India sebesar 4 persen.

Obesitas pada anak perempuan meningkat menjadi 7,7 persen pada tahun 2022 dari 0,6 persen pada tahun 1990.

“Obesitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di China, menempati peringkat keenam sebagai faktor risiko kematian dan kecacatan di negara tersebut,” kata Komisi Kesehatan Nasional negara tersebut pada bulan Oktober.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses