Operasi Patuh Mahakam 2025 Berakhir, Budaya Tertib Berlalu Lintas
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Operasi Patuh Mahakam 2025 resmi berakhir setelah digelar selama 14 hari. Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Balikpapan mencatat sejumlah temuan dan penindakan selama operasi berlangsung, sekaligus menyoroti perlunya perubahan pola pikir masyarakat dalam berlalu lintas.
Kasat Lantas Polresta Balikpapan, Kompol Muhammad Dahlan Jauhari menjelaskan, bahwa Operasi Patuh merupakan bagian dari lima jenis operasi lalu lintas yang digelar secara rutin, bersama Operasi Keselamatan, Operasi Zebra, Operasi Ketupat, dan Operasi Nataru. Semua operasi ini bertujuan membentuk budaya tertib berlalu lintas.
“Operasi ini bukan sekadar penegakan hukum, tapi untuk mendorong perubahan perilaku. Karena hukum tidak akan efektif tanpa kesadaran dan partisipasi masyarakat,” tegasnya.
Kompol Dahlan menyoroti masih banyaknya pelanggaran yang terjadi karena kurangnya kesadaran, bukan karena ketidaktahuan. Ia mencontohkan perilaku melanggar rambu, menerobos lampu merah, hingga belok tidak sesuai dengan lampu sein yang dinyalakan.
“Kalau tidak ada petugas, masih banyak yang melanggar. Ini budaya yang harus kita ubah bersama,” ujarnya.
Fokus Edukasi dan Sosialisasi
Sebagai langkah edukatif, Satlantas Balikpapan juga gencar menyosialisasikan pentingnya keselamatan lalu lintas ke berbagai segmen masyarakat, mulai dari anak usia dini, pelajar, komunitas pekerja, hingga perusahaan besar seperti PAMA dan sektor perhotelan.
“Kami ingin keselamatan berlalu lintas menjadi kesadaran kolektif, bukan karena takut ditilang,” tambahnya.
Hasil Operasi: Kecelakaan Meningkat, 400 Teguran Diberikan
Sepanjang operasi, tercatat peningkatan kasus kecelakaan lalu lintas di Balikpapan. Selain itu, petugas memberikan lebih dari 400 teguran serta menindak pelanggaran melalui sistem hunting system dan pemantauan e-TLE.
“Kami mobile, tidak hanya menggelar razia statis. Saat melihat pelanggaran, langsung kami tindak, termasuk pelat nomor palsu, TNKB tidak sesuai, dan lainnya,” ungkap Kompol Dahlan.
Jenis pelanggaran yang menjadi fokus tahun ini antara lain:
- Pengendara di bawah umur
- Penggunaan ponsel saat berkendara
- TNKB tidak sesuai
- Knalpot brong
- Berboncengan lebih dari dua orang
- Pelanggaran batas kecepatan
Kompol Dahlan menegaskan bahwa keberhasilan operasi lalu lintas sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Ia mengajak seluruh warga menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas.
“Keselamatan adalah tanggung jawab kita bersama. Jadilah contoh bagi keluarga dan lingkungan sekitar,” pungkasnya.***
Editor : Ramadani
BACA JUGA
