BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Centre for Orangutan Protection (COP) memperkirakan orangutan yang ditemukan mati mengapung di Sungai Sengatta Kabupaten Kutai Timur pada Minggu (01/05) diduga dibunuh.

Pasalnya dari hasil nekropsi Autopsi) mayat orangutan itu di RSUD Kudungga Sengatta, Senin (02/05) atas permintaan Polres Sangatta sebagai bahan awal penyidikkan ditemukan adanya indikasi kematian oleh manusia.

Dalam rilis yang diterim,a Inibalikpapan.com, hasil nekropsi dipastikan adalah satwa primata jenis orangutan. Berkelamin jantan dengan perkiraan berumur di atas 25 tahun, ditandai dengan gigi M3 dan Cheekpad (pipi). Estimasi berat badan 60-80 kg.

Kematian diperkirakan sudah sekitar 5-7 hari lalu. Hal ini dimungkinkan setelah dianalisa dari waktu orangutan mengapung di air dan larva yang ada pada mayat orangutan.

Juga ditemukan luka lebam sebanyak 5  titik di bagian tubuh orangutan diantaranya sebagai, cheekpad diameter 3 cm, punggung bagian kiri diameter 15 cm, betis bagian kiri, bagian bahu kanan dan dada bagian depan.

Ditemukan juga luka terbuka sebanyak 4 titik, diantaranya  pada, lengan kanan bagian atas, punggung tangan kiri, bagian telapak kaki dan bagian ibu jari (lingkaran diameter 1 cm).

Kemudian ditemukan luka sayatan pada vbetis kanan, dada samping kiri dan lengan kiri sepanjang 15 cm dalam 1 cm. Luka bakar pada lengan kanan bagian bawah dengan panjang 20 cm dan lebar 5 cm.

Semua kulit/epidermis serta rambut pada orangutan mengelupas, hal ini disebabkan oleh air dan lama mengapung di air. Diduga orangutan ini mati sebelum tenggelam dengan indikasi terapungnya paru-paru dan tidak ditemukan adanya pasir atau kerikil  yang berada di dalam paru-paru.

“Hasil nekropsi kami serahkan ke Polres Sangatta dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam hal ini Balai KSDA Kaltim dan Balai TNK. Kami berharap temuan satu mayat orangutan ini menjadi temuan terakhir yang berada tidak jauh dari pemukiman penduduk. Setelah kita cukup dikejutkan dengan tiga orangutan terbakar di Bontang akhir Februari lalu.”, ucap Paulinus Kristianto, Kapten tim APE Crusader dari COP.

Sementara dokter hewan. Ade Fitria Alfiani dari COP membenarkan, setelah dilakukan nekropsi orangutan tersebut mati diduga oleh karena manusia.

“Betul yang ditemukan di sungai Sangatta kemarin adalah satwa orangutan, berkelamin jantan dan diperkiraan umurnya 25 tahun. Ada beberapa lebam di bagian tubuhnya seperti di pipi, punggung bagian kiri, betis bagian kiri, bahu sebelah kanan dan dada bagian depan.“ ujarnya.

Setelah dilakukan nekropsi mayat orangutan dikuburkan di dalam kawasan Taman Nasional Kutai, Senin sore bersama dengan tim Polres Sangatta, Taman Nasional Kutai (TNK) dan COP.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version