BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Kepala Dinas Pendidikkan Kota Balikpapan Muhaimin mengungkapkan, paham anti pancasila yang sempat diajarkan guru agama di sekolah bisa mempengaruhi pola pikir pelajar.

Baru-baru ini Kantor Kementerian Agama (Kemenang) Kota Balikpapan telah melaporkan ada dua guru yang kompetensinya tidak sesuai, namun mengajarkan pendidikkan agama yang anti pancasila di sekolah.

“Belum ada dampak secara langsung, tapi pemahaman itu ‘meracuni’ pola pikir. Remaja terutama pelajar SMP itu rentan dimasuki aliran yang belum saatnya mereka harus terima,” ujar Muhaimin

Praktek seperti ini kata Muhaimin sudah cukup lama bahkan pihaknya pernah melarang para guru agama terutama yang berstatus Aparatur Sipil Negara untuk tidak mengikuti aksi 411 dan 212 di Jakarta.

“Artinya kan sudah ada indikasi bahwa oknum guru ini tidak taat terhadap ketentuan sebagai ASN khususnya PNS sehingga kita ultimatum kita berikan sanksi,” ujarnya.

“ Sudah kita laporkan ke Kemenag. Jadi rata-rata guru agama dari Kemenaga itu sudah ditarik dan tidak mengajar lagi,”

Muhaimin mengungkapkan ada juga dari organisasi yang datang meminta rekomendasi supaya dapat masuk mengajar ke sekolah-sekolah.

Namun kata Muhamin, telah meminta pihak sekolah untuk menolak jika tak ada rekoemnadasi dari Dinas Pendidikkan.

”Tapi kita sampaikan ke sekolah apapun kegiatan yang ditawarkan pihak luar apalagi kaitan keagamaan itu harus mendapat rekomendasi dinas,” ujarnya.

Dia menambahkan, saat ini masih banyak mengalami kekurangan tenaga pengajar di tingkat SD yakni 200 guru termasuk guru agama.

“ Rata-rata guru SD itu cuma 1 atau dua kalau SMP sudah cukup,” tandasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version