BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan memastikan jika pasokan daging selama lebaran harus dibantu dengan keberadaan daging beku

Kepala DP3 Kota Balikpapan, Heria Prisni mengatakan, untuk pasokan daging harus dibantu dengan daging beku, baik itu beku dan segar stok di Balikpapan cukup menghadapi lebaran, bahkan stok daging beku sampai 3 bulan.

“Para distributor ini sudah mendatangkan stok yang banyak untuk daging sapi beku, tidak main-main mereka sampai mendatang 40 ribu ton daging sapi beku untuk memenuhi kebutuhan daging di Kota Balikpapan,” ujar Heria Prisni kepada Inibalikpapan.com, Kamis (21/4/2022).

“Kalau yang daging sapi mereka yang di Kulina dan Agro Boga cukup banyak, biasanya mereka bisa sampai 40 ribu ton daging sapi,” tambahnya. 

Selain itu, ada juga stok daging kerbau dari Bulog, yang angkanya juga sebanyak 40 ribu ton. Menurut Heria masyarakat Balikpapan sudah familiar dengan daging kerbau.

“Terus belum lagi yang Bulog dia daging kerbau tapi kan itu biasanya orang bisa mengkombain antara daging sapi dan daging kerbau, kerbau lebih murah dan di Balikpapan mereka sudah familiar dengan daging kerbau, Bulog juga 40 ribu ton, dia agak rutin pengirimannya, dibanding Agro Boga dan Kulina, Bulog hampir tiap bulan,” jelasnya
Heria menambahkan, dalam satu bulan di Balikpapan butuh daging sapi sekitar 260 ton, walaupun daging segar di Rumah Potong Hewan (RPH) hanya mampu menenuhi sekitar 13 persennya saja. 

“Harga biasa di pasaran biasanya oleh pedagang jelang lebaran akan menaikan harga, untuk itu kami bantu masyarakat yang membutuhkan daging bisa langsung mendatangi RPH karena harga jualnya lebih rendah dari pada di Pasar,” akunya. 

“Begitu juga dengan ayam potong dibutuhkan sekitar 35 ribu hingga 50 ribu ekor perhari, kalau lebaran dibutuhkan sekitar 40 ribu hingga 50 ribu perhari,” sambungnya. 

Selain itu, dengan besarnya permintaan pasar akan kebutuhan ikan sungai lokal, membuat Di­nas Pangan Pertanian dan Peri­kanan (DP3) kota Balikpapan membuat program pengemban­gan ikan lokal di Balikpapan, agenda ini juga bagian upaya pencegahan kepunahan terha­dap ikan lokal.

“Rencana besar kami memang ada kemungkinan ada pengem­bangan budidaya ikan lokal sep­erti papuyu, haruwan,” ungkap Heria. 

Menurutnya, saat ini kebu­tuhan ikan lokal di Balikpa­pan hanya dipenuhi dengan cara tangkap sehingga cukup mengkhawatirkan karena se­makin hari berkurang popu­lasi ikan lokal di alam.

“Selama ini ikan hanya di­tangkap melalui alam, dan keberadaannya semakin hari semakin menyusut, ada pe­mikiran dari kepala dinas untuk kita kembangkan me­lalui budidaya, kemarin kita ada studi lapangan ke Balai Pembenihan ikan di Sebulu, di sana sedang mengembangkan ikan lokal juga,” akunya.

Saat ini Bidang Perikanan telah melakukan percobaan pembe­saran bibit ikan papuyu, jika berhasil maka metode tersebut akan disebar luaskan kepada ma­syarakat Balikpapan.

“Kita awal mencoba papuyu kita baru bibit, kita besarkan dulu bibit yang kita bawa dari Sebulu, kita berupaya untuk papuyu, haruwan dan biawan karena itu termasuk ikan lokal daerah kita. Jangan sampai ikan lokal ke­beradaanya semakin berkurang karena tidak ada pembudiday­aan itu, kalau kami sudah ada hasilnya kami akan sosialiasikan ke masyarakat, selama ini kita bu­didaya nila dan lele, patin baru satu budidaya, kita punya dua lokasi di BPI lama, dan kita ban­gun BPI baru di sampingnya,” jelasnya
Untuk program ini rencananya baru akan dimulai tahun depan dengan menyebarkan bibit ikan papuyu dan haruan ke waduk-waduk yang ada di Balikpapan, ada sekitar 500 ribu bibit yang disiapkan. 

“Sehingga nantinya nelayan kecil bisa menangkap dan memancing ikan di waduk, dari situ kita bisa dapat membantu perekonomian para nelayan,” pungkasnya. 

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version