BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Jika dibeberapa daerah minyak goreng mengalami kelangkaan, kejadian tersebut sepertinya tidak berlaku di Kota Balikpapan. 

Dari pantauan Ombudsman RI Kantor Perwakilan Kaltim sejak Jumat (18/2/2022) hingga Minggu (20/2/222) melakukan pemantauan langsung di Kota Balikpapan dan Kota Samarinda di sejumlah toko kelontongan, pasar tradisional dan toko modern ketersedian stok minyak goreng masih ada. 

Kepala Keasistenan Pencegahan Maladministrasi Ombudsman RI Kantor Perwakilan Kaltim, Ria Maya Sari mengatakan, berkaitan keterkaitan isu migor yang langkah pihaknya sudah turun ke lapangan, baik mal kemudian ada dua toko modern seperti indomaret dan alfamart, serta pasar tradisional dan toko kelontongan. 

“Kami kemarin turun ke lokasi lapangan hanya menyasar sejumlah lokasi penjualan minyak goreng tersebut, kalau dibilang temuan signifikan saya lihat ketersedian minyak goreng masih relatif aman dan stok masih ada,” ujar Ria Maya Sari saat diwawancarai Inibalikpapan.com, Rabu (23/2/2022).

Misalnya di Indomaret dan Maxi stok minyak goreng aman dan pembeliannya teratur,  tapi di toko kelontong pihaknya melihat minyak goreng yang mereknya belum sering terdengar atau di iklankan. 

“Tapi di toko kelontong pembelian gak dibatasi. Tetapi kalau di toko modern dibatasi satu individu per hari maksimal dua liter,” akunya. 

Kemudian di toko kelontong mereka banyak membeli di toko grosir itupun rebutan, mereka juga kerap mendapat informasi orang dalam jika membeli di toko grosir, misalnya stok masih langkah, kerap kali orang dalamnya tidak bisa menjanjikan kapan datang minyak goreng

“Di toko kelontong mereka menyasar dengan merek minyak goreng  kurang terkenal,  sehingga pasokannya melimpah,” imbuhnya.

Dari hasil pantauan di lapanhan Ombudsman melihat relatif toko tradisional dan tokon kelontong banyak temuan, misalnya mereka membeli sampai enam bungkus harganya di atas HET. 

“Kalau di Balikpapan harga HET Rp 14 ribi perliter, di toko kelontong mereka jual sampai Rp15 ribu hingga Rp 17 ribu,” akunya. 

Kata Ria, minyak gorengan ada tiga kategori yakni curah, minyak kemasan sederhana dan premiun botolan, untuk premium di Balikpapan pihaknya jarang lihat namun lebih banyak yang kemasan sederhana. 

“Di Kaltim ini biasanya mereka menarik keuntungan maksimal Rp 2 ribu hingga Rp 3 ribu dari HET, terutama yang menjual minyak goreng di toko kelontong,” tutupnya. 

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version