Pastikan Pusaran Air di Teluk Balikpapan adalah Waterspout, BMKG Minta Warga Waspada Cuaca Ekstrem

Watetspout di perairan Teluk Balikpapan. (Tangkapan Layar/Instagram @balikpapances)
Watetspout di perairan Teluk Balikpapan. (Tangkapan Layar/Instagram @balikpapances)

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Fenomena pusaran air yang muncul di Teluk Balikpapan pada Sabtu (31/5) dikonfirmasi oleh BMKG sebagai waterspout atau puting beliung laut. Kejadian ini sempat terekam warga dan viral di media sosial karena menampilkan kolom angin memutar menjulur dari langit ke permukaan laut.

“Benar telah terjadi fenomena di Teluk Balikpapan, dan itu biasa disebut waterspout,” ujar Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Kukuh Ribudiyanto, saat dikonfirmasi Sabtu (31/5).

Waterspout Terjadi Akibat Awan Cumulonimbus dan Ketidakstabilan Atmosfer

Kukuh menjelaskan bahwa fenomena tersebut terbentuk akibat adanya awan cumulonimbus, yakni awan raksasa yang menjulang tinggi dan dikenal membawa cuaca ekstrem.

Awan jenis ini menciptakan turbulensi atau pergerakan udara tak stabil, yang kemudian memicu terbentuknya pusaran angin dengan tekanan rendah di pusatnya.

“Tekanan rendah ini menarik angin dari dasar awan ke permukaan laut, membentuk kolom angin berputar yang dikenal sebagai waterspout,” jelasnya.

Proses ini, kata Kukuh, mirip dengan puting beliung di daratan, namun terjadi di atas laut. Kejadian ini umum muncul pada masa peralihan musim, seperti dari musim hujan ke kemarau, ketika suhu permukaan laut hangat dan penguapan tinggi.

BMKG: Waterspout Bisa Muncul Mendadak dan Berbahaya bagi Aktivitas Laut

Waterspout, meskipun berlangsung singkat, bisa sangat berbahaya bagi aktivitas pelayaran, nelayan, dan warga pesisir. Fenomena ini muncul mendadak dan sulit diprediksi secara kasat mata.

“Ciri-ciri cuaca ekstrem akibat awan cumulonimbus adalah hujan deras singkat, angin kencang, kilat, petir, dan potensi puting beliung,” terang Kukuh.

BACA JUGA :

Sampai saat ini, tidak ada laporan korban maupun kerusakan akibat waterspout di Teluk Balikpapan. Namun, BMKG menegaskan bahwa potensi cuaca ekstrem masih mungkin terjadi beberapa hari ke depan, seiring dinamika atmosfer di wilayah Kaltim

BMKG Ingatkan Waspadai Peralihan Musim dan Potensi Puting Beliung

Kukuh juga mengingatkan bahwa masa peralihan dari musim hujan ke kemarau menjadi periode rawan terjadi angin puting beliung, terutama di siang atau sore hari.

Ciri-ciri awalnya antara lain, Udara terasa panas dan pengap, langit cerah yang mendadak menjadi mendung pekat, dan angin tiba-tiba berubah arah dan bertiup kencang.

“Puting beliung merupakan fenomena lokal yang dampaknya bisa cukup signifikan, terutama jika terjadi di daerah padat penduduk,” kata Kukuh.

Ia juga mengingatkan bahwa mulai akhir Juni wilayah Kalimantan Timur diperkirakan mulai memasuki musim kemarau. Pada periode tersebut, potensi gelombang laut tinggi di Selat Makassar akan meningkat akibat dominasi angin dari tenggara dan selatan.

Waspada, Pantau Cuaca, Hindari Lokasi Rawan

BMKG mengimbau masyarakat agar, tutin memantau peringatan dini cuaca yang dikeluarkan BMKG, menghindari berteduh di bawah pohon atau baliho saat hujan disertai angin dan petir, dan warga pesisir dan nelayan diminta lebih waspada saat beraktivitas di laut.

“Keselamatan adalah yang utama. Cuaca ekstrem bisa datang mendadak, jadi kesiapsiagaan sangat diperlukan,” tutup Kukuh.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses