Pekan Kebudayaan Balikpapan Resmi Dihelat di BSCC Dome, Wadah Ruang Hidup Bagi Kesenian Lokal
BALIKPAPAN, inibalikpapan.com — Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Kota Balikpapan resmi digelar di BSCC Dome pada 8–10 Desember 2025, menjadi ruang temu bagi sanggar seni, komunitas budaya, paguyuban etnis, pelajar, hingga pelaku UMKM kerajinan dan kuliner.
Pemerintah merancang kegiatan sebagai medium pelestarian budaya yang berpijak pada keberlanjutan. Tidak hanya sebagai tontonan, tetapi sebagai ekosistem hidup yang mempertemukan ekspresi seni, edukasi, dan peluang ekonomi.
Wakil Wali Kota Balikpapan Bagus Susetyo menegaskan bahwa PKD bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi bagian dari upaya menyematkan kembali kesadaran kolektif terhadap nilai kebudayaan di tengah perubahan sosial yang cepat.
“Melalui ajang ini, diharapkan tumbuh kesadaran masyarakat bahwa kebudayaan adalah kekayaan bangsa dan wujud peradaban. Kebudayaan juga menjadi bentuk penghargaan terhadap perjuangan para pahlawan sekaligus manifestasi cinta tanah air,” tegasnya.
Lebih jauh, ia menyebut kebudayaan memiliki irisan langsung dengan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata. Jika mendapat pengelolaan secara konsisten, kekayaan budaya Balikpapan berpotensi menjadi daya tarik lintas wilayah hingga mancanegara. Di saat yang sama, keterlibatan generasi muda menjadi penentu keberlanjutan nilai-nilai tradisi.
“Di tengah derasnya arus budaya asing dan cepatnya perubahan zaman. Generasi muda yang menyadari perannya sebagai pewaris budaya bangsa merupakan simbol teguhnya jati diri bangsa,” ujarnya.
Komitmen Pemerintah Daerah
Ketua Panitia PKD 2025, Kepala Bidang Kebudayaan Kota Balikpapan Eko Prasetyo, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah menjaga akar budaya di tengah laju pembangunan kota.
“Kegiatan PKD ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Kota Balikpapan untuk melestarikan nilai budaya lokal. Memperkuat identitas masyarakat, dan membuka ruang kreatif bagi para pelaku seni serta generasi muda. Kita ingin menegaskan bahwa perkembangan kota harus berjalan seiring dengan pelestarian budaya. Karena budaya adalah akar yang memperkuat karakter masyarakat,” ujarnya.
Selama tiga hari pelaksanaan, pengunjung mendapat suguhan ragam kegiatan mulai dari pawai budaya, pagelaran seni tradisional, pameran kerajinan, dialog budaya, hingga lomba-lomba kreativitas. Format ini membuka ruang partisipasi lintas generasi sekaligus mempertemukan pelaku budaya dengan masyarakat luas dalam satu arena yang inklusif.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi momentum untuk memperkuat kebersamaan, memperluas kolaborasi, dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap budaya lokal,” kata Eko.***
BACA JUGA
