BWS Sudah Usulkan Pembangunan Bendali Ampal ke PU Pusat Untuk Anggaran 2026

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Proyek strategis pengendalian banjir melalui pembangunan Bendali (Bendungan Kendali) Ampal Hulu di Kota Balikpapan sudah diusulkan ke PU Pusat.

Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Samarinda menyatakan usulan tersebut diajukan untuk anggaran 2026. BWS memastikan tidak ada alokasi anggaran untuk proyek tersebut dalam postur belanja tahun 2025 dari Kementerian Pekerjaan Umum.

Pemkot Balikpapan berharap 2026 dapat direalisasikan dengan anggaran pemerintah pusat. Pemkot Balikpapan sudah menyiapkan lahan 10 hektare bendali Ampal di belakang pasar segar.

Hingga akhir Mei 2025, progres fisik proyek ini baru mencapai 14,17% atau sekitar 14.000 meter kubik dari target pengerukan 60.000 meter kubik.

Kepala BWS Kalimantan IV Samarinda, Yosiandi Radi Wicaksono, mengakui untuk tahun depan belum diketahui ketersediaan anggaran untuk kegiatan lanjutan di Bendali Ampal Hulu.

“Sekarang kami belum tahu postur anggaran Kementerian PU di 2026. Hanya usulan sudah masuk. Kami belum ada kegiatan di Bendali Ampal Hulu di 2025,” ujar Yosiandi, Rabu (28/5/2025).

Tawarkan Pendanaan Alternatif Lewat APBD

Lebih lanjut, Yosiandi tidak menutup kemungkinan untuk mencari sumber pendanaan alternatif apabila skema pendanaan dari pusat tidak terealisasi.

“Sepertinya nanti akan kami diskusikan lagi. Kalau dari Kementerian PU belum dapat prioritas anggaran, akan kami tawarkan ke APBD untuk menangani,” tambahnya.

Keterlambatan proyek ini bukan semata karena ketidakpastian anggaran tahun berjalan, namun juga merupakan akumulasi dari sejumlah kendala eksternal yang memengaruhi timeline perencanaan dan eksekusi.

Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase Dinas PU Kota Balikpapan, Jen Supriyanto, menyebutkan bahwa usulan pembangunan bendali telah disampaikan Pemkot Balikpapan sejak tahun lalu. Namun sejumlah hambatan sistemik mengganjal kelanjutan rencana tersebut.

“Usulan kepada BWS sudah diajukan sejak tahun lalu, namun tertunda karena pandemi COVID-19 dan dinamika pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Harapannya, pembangunan bisa dimulai tahun depan seiring selesainya pembebasan lahan,” jelas Jen.

Lahan Hampir Tuntas, Pekerjaan Fisik Bisa Dimulai

Meski terkendala dari sisi pendanaan, progres pembebasan lahan justru menunjukkan perkembangan menggembirakan. Dari total 10 hektare lahan yang dibutuhkan untuk proyek ini, 9,4 hektare sudah berhasil dibebaskan, atau setara 98%.

“Terdapat 9 petak lahan yang proses ganti ruginya belum selesai, namun uang ganti rugi telah kami titipkan ke pengadilan. Secara hukum, lahan tersebut sudah dianggap bebas,” ujarnya.

Dengan demikian, Jen menilai bahwa pekerjaan konstruksi di lapangan sudah dapat dilanjutkan, karena secara administratif tidak ada hambatan yang signifikan.

Titik Tambahan dari Grand City Sinar Mas

Dari sisi teknis, Pemkot Balikpapan bersama BWS telah mengidentifikasi dua titik pengerjaan utama. Bahkan, terdapat satu titik tambahan seluas 1 hektare yang berasal dari lahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) kawasan Grand City milik Sinar Mas yang rencananya akan diintegrasikan ke dalam proyek.

“Kapasitas area seluas 4 hektare tersebut diperkirakan bisa menampung sekitar 120.000 meter kubik air,” papar Jen.

Proyek Bendali Ampal Hulu dirancang sebagai tampungan air sementara yang akan berperan penting dalam meredam banjir kawasan hulu Balikpapan. Sebelumnya, wilayah tersebut hanya dilintasi aliran air kecil tanpa sistem pengendalian yang memadai.

Dengan selesainya bendali, aliran air dari hulu bisa dikendalikan secara bertahap dan mencegah terjadinya luapan mendadak di musim hujan.

Untuk sementara waktu, Pemkot Balikpapan dan BWS masih menaruh harapan pada postur anggaran 2026. Jika tidak ada realisasi dari anggaran pusat. Maka skema pembiayaan gabungan antara pusat dan daerah menjadi opsi yang harus dipertimbangkan secara serius.***

Editor : Ramadani

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses