Pemeriksaan Lanjutan Bagi Balita Stunting, Libatkan RSUD Beriman
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan terus memperkuat komitmennya dalam menekan angka stunting melalui langkah-langkah konkret dan terukur. Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan melalui Tim Kerja Gizi Kesjaor Bidang Kesehatan Masyarakat, bekerja sama dengan RSUD Beriman dan tim Puskesmas pengampu, melaksanakan pemeriksaan lanjutan bagi petugas kesehatan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya penanganan dan pencegahan stunting secara menyeluruh, sekaligus memperkuat program nasional intervensi gizi spesifik dan sensitif yang tengah digalakkan di seluruh daerah.
Menurut keterangan resmi DKK, pemeriksaan dilakukan terhadap 53 balita dari enam kelurahan, yakni Manggar, Mekarsari, Gunung Sari Ilir, Gunung Sari Ulu, Karang Jati, dan Karang Rejo. Anak-anak tersebut sebelumnya telah teridentifikasi memiliki risiko atau gejala stunting berdasarkan hasil pemantauan di Puskesmas dan Posyandu setempat.
“Kegiatan ini dilakukan secara bertahap di seluruh kelurahan. Tujuannya untuk memastikan setiap anak yang masuk kategori stunting mendapatkan intervensi medis yang tepat berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium,” jelas Kepala DKK Balikpapan, Alwiati kepada media, Kamis (16/10/2025).
Pemeriksaan Komprehensif untuk Tentukan Intervensi Tepat
Dalam kegiatan ini, tim medis melakukan serangkaian pemeriksaan laboratorium lengkap, meliputi:
- Pemeriksaan darah lengkap, untuk menilai status anemia, infeksi, serta kadar hemoglobin.
- Pemeriksaan urine lengkap, guna mendeteksi gangguan metabolisme dan fungsi organ penting.
- Foto thorax, untuk memastikan kondisi paru-paru dan mendeteksi potensi penyakit penyerta.
Data hasil pemeriksaan ini menjadi dasar bagi Dinas Kesehatan dan tim medis untuk menentukan intervensi spesifik yang sesuai dengan kondisi tiap anak. Misalnya, pemberian suplementasi zat besi bagi balita dengan anemia, atau tindak lanjut gizi intensif bagi anak dengan gangguan penyerapan nutrisi.
“Hasil laboratorium sangat penting untuk mengetahui penyebab mendasar stunting. Dengan begitu, kita tidak hanya memperbaiki gizi, tetapi juga menangani faktor kesehatan lain yang mungkin tersembunyi,” ujarnya.
Kolaborasi Lintas Lembaga dan Pendekatan Bertahap
Program ini dijalankan dengan pendekatan lintas sektor, melibatkan Dinas Kesehatan, rumah sakit, serta seluruh Puskesmas pengampu di enam kecamatan. Setiap Puskesmas memiliki tanggung jawab melakukan pendampingan terhadap balita yang menjadi sasaran, termasuk pemantauan pertumbuhan dan edukasi bagi orang tua.
DKK menegaskan, kegiatan ini akan berlangsung secara bertahap hingga mencakup seluruh kelurahan di Kota Balikpapan. Setiap sesi pemeriksaan diikuti dengan pemberian konseling gizi dan rencana tindak lanjut bagi keluarga balita.
“Kami ingin intervensi yang dilakukan benar-benar tepat sasaran. Setelah hasil laboratorium keluar, anak-anak akan mendapatkan program pendampingan gizi, termasuk pemberian makanan tambahan (PMT) dan pemantauan rutin di Puskesmas,” terangnya
Komitmen Dinas Kesehatan Dukung 1.000 HPK
Kegiatan pemeriksaan lanjutan ini juga menjadi bagian dari komitmen Dinas Kesehatan Balikpapan dalam mendukung tumbuh kembang optimal anak-anak Indonesia, terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) — periode emas yang menentukan kualitas kesehatan dan kecerdasan anak di masa depan.
“Masa 1.000 hari pertama kehidupan adalah waktu paling krusial. Semua pihak, termasuk tenaga kesehatan dan orang tua, harus berperan aktif memastikan anak mendapatkan gizi dan stimulasi yang cukup,” ujarnya.
Pemerintah Kota Balikpapan juga terus mendorong sinergi antara program kesehatan dan sosial, agar setiap anak mendapatkan pendampingan berkelanjutan. Tidak hanya melalui pemeriksaan medis, tetapi juga lewat edukasi keluarga sadar gizi (Kadarzi), pemberian bantuan pangan bergizi, dan penguatan peran kader posyandu di tingkat RT.
Edukasi dan Pendampingan Keluarga
Selain pemeriksaan, tim Puskesmas juga memberikan penyuluhan langsung kepada para orang tua tentang pentingnya pemberian makanan bergizi seimbang, pemantauan pertumbuhan anak, serta kebersihan lingkungan.
“Kami terus mengajak keluarga untuk tidak hanya fokus pada makanan tambahan, tetapi juga memperhatikan kebersihan air, sanitasi, dan pola asuh. Semua faktor ini berkontribusi terhadap tumbuh kembang anak,” ujar salah satu petugas Puskesmas Gunung Sari Ilir.
Warga yang mengikuti kegiatan ini pun menyambut positif langkah pemerintah. Seorang ibu peserta, Novi Rahmadani, mengaku terbantu dengan pemeriksaan menyeluruh yang diberikan.
“Biasanya cuma timbang berat badan dan ukur tinggi, tapi kali ini anak saya diperiksa darah dan foto thorax. Jadi lebih tahu kondisi kesehatannya,” katanya.***
BACA JUGA
