Pemerintah Terbitkan Edaran Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama

Para orang tua murid baru mengantarkan anaknya di hari pertama masuk sekolah. (Foto:Samsul/Inibalikpapan.com)

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), sebuah inisiatif strategis nasional yang menempatkan peran ayah sebagai aktor kunci dalam pengasuhan dan pembentukan karakter anak.

Gerakan ini dicanangkan serentak pada Senin, 14 Juli 2025, bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2025/2026.

Melalui Surat Edaran Mendukbangga/Kepala BKKBN Nomor 7 Tahun 2025, seluruh ayah diimbau untuk mengantar anak ke sekolah sebagai simbol hadirnya peran ayah dalam kehidupan anak sejak hari pertama.

Langkah ini digagas oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN sebagai transformasi budaya pengasuhan nasional yang menjawab problem serius “fatherless society”—fenomena absennya figur ayah dalam pertumbuhan anak, baik secara fisik maupun emosional.

Wihaji: Ayah Harus Hadir, Bukan Sekadar Ada

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji, yang bertindak sebagai pembina upacara di SMAN 9 Jakarta, menegaskan bahwa GATI bukan sekadar seremoni, tetapi intervensi kultural jangka panjang untuk membangun keluarga tangguh.

“Banyak remaja kita tumbuh tanpa kehadiran nyata seorang ayah. Mereka hidup dalam kondisi ‘fatherless’, di mana ayah ada tapi tak benar-benar hadir,” ujar Wihaji dalam unggahan resmi Instagram-nya, usai berdialog langsung dengan para siswa baru dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Wihaji mendengarkan curahan hati siswa tentang kerinduan mereka akan waktu berkualitas bersama ayah. Ia menegaskan bahwa kehadiran ayah menciptakan rasa aman, memperkuat kepercayaan diri anak, dan membentuk karakter positif sejak dini.

GATI: Gerakan Kultural untuk Membalik Pola Asuh Patriarkal

Tak seperti kampanye seremonial lainnya, GATI dirancang sebagai gerakan sosial-budaya yang membongkar pola pengasuhan lama—yang terlalu membebankan peran pengasuhan hanya kepada ibu. Dengan GATI, pemerintah menantang norma patriarkal, memperkuat peran ayah sebagai pendidik emosional dan panutan karakter.

Menurut data BKKBN, salah satu akar persoalan remaja di Indonesia berasal dari minimnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan, baik karena alasan pekerjaan, budaya, maupun relasi keluarga yang tidak setara.

“Transformasi keluarga harus dimulai dari rumah. Pendidikan karakter bukan hanya urusan ibu. GATI ingin menegaskan bahwa ayah harus hadir, utuh secara emosional dan fisik,” tegas Wihaji.

Dari Gerakan Ayah Menuju Gerakan Bangsa

Peluncuran GATI menandai babak baru dalam strategi pembangunan keluarga di Indonesia. Pemerintah berharap gerakan ini menjadi pemicu kesadaran kolektif bahwa pengasuhan anak adalah tanggung jawab bersama—ayah dan ibu—untuk melahirkan generasi muda yang tangguh, sehat mental, dan siap menghadapi tantangan zaman.

GATI bukan hanya soal mengantar anak di hari pertama sekolah. Ini adalah simbol awal dari gerakan nasional membangun keluarga Indonesia yang lebih adil, hangat, dan berkarakter.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses