BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pemerintah mewacanakan dosis ke empat atau booster kedua vaksi covid-19.  Lalu bagaimana tanggapan epidemilogi terkait wacana tersebut.

Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, harusnya Pemerintah tidak terburu-buru mewacanakan dosis ke empat vaksinasi.

Pasalnya, pelaksanaan vaksinasi dosis pertama, kedua, dan ketiga atau booster pun belum mencapai target 70 persen dari total populasi Indonesia. Sehingga harusnya diprioritaskan dulu.

“Dosis keempat ini tentu belum jadi prioritas, kita harus kejar dosis satu, dua, dan tiga,” kata Dicky dilansir dari suara.com jaringan inibalikpapan.com, Jumat (25/2/2022).

“Kalaupun ini dilakukan untuk melindungi nakes ya silahkan saja, bisa-bisa saja, tapi kalau diterapkan di luar itu, kita harus kejar dulu dosis dua dan tiga ini,”

Menurutnya, vaksinasi dosis keempat secara ilmiah belum dibutuhkan karena efektivitas vaksin dosis ketiga masih kuat untuk mencegah virus Covid-19 menginfeksi tubuh.

“Bahkan secara ilmiah dosis keempat ini belum menunjukkan perubahan yang signifikan khasiatnya dengan dosis ketiga,” jelasnya.

Kata dia, Pemerintah harusnya segera mengejar target vaksinasi demi kekebalan kelompok atau herd immunity. Apalagi ada jutaan orang yang belum melakukan vaksinasi dosis kedua lebih dari 6 bulan sejak dosis pertama. Mereka pun harus divaksinasi ulang.

“Cara ini harus mendekatkan ke masyarakat. Misalnya dengan mobile klinik, door to door, atau melibatkan juga mitra-mitra lainnya,” ujarnya

“Masalahnya juga ini harus disertai dengan literasi vaksin. Memberikan pemahaman kepada masyarakat dan ini enggak mudah memang.”

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version