BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Batik Shaho berasal dari singkatan nama depan seluruh singkatan anggota keluarga – Supratono Haryati, Ardi, Hendri dan Oki. Worskhop Batik Shaho terletak di JL LKMD RT 5 No 45 Kelurahan Batu Ampar Balikpapan Utara.

Pemilik juga pengelola Batik Shaho Supartono mengakui makin banyak pelatihan batik yang diberikan pemerintah kota melalui Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian akan makin banyak muncul talenta batik yang pada akhirnya melahirkan pembatik Balikpapan.

“Kalau pembatiknya makin banyak dan berkembang tentu pengembangan batik Balikpapan akan jauh’lebih cepat. Maka dari itu pelatihan seperti ini sangat dibutuhkan untuk terus melahirkan pembatik Balikpapan yang memang mau ikut kembangkan Batik Balikpapan,” ujarnya saat diwawancarai awak media disela sela memberikan pelatihan yang merupakan kegiatan Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan (14/11/2022).

Supartono menjelaskan, untuk usaha batik sudah berkecimpung sejak tahun 1996 hingga kini. Untuk batik Shaho lebih khas Kaltim. Karena motif tersebut cenderung spiral, melengkung, lingkaran dan patung manusia. 

“Bentuk melengkung itu sendiri sebenarnya terinspirasi dari liukan akar atau ranting pohon,” kata Supratono kepada media, Senin (14/11/2022).

Surpratono menjelaskan, terdapat 3 jenis batik yang dapat di pelajari warga dalam membatik yakni batik tulis, batik cap dan batik printing. Sedangkan motif batik sudah ratusan yang dikeluarkan Batik Shaho. Namun demikian, dari tiga jenis membatik itu, paling banyak di kenal orang batik printing dan batik cap.

“Apabila banyak pemesanan batik printing Shaho dapat mencapai 70 ribu setiap tahun. Sedangkan, apabila pemesanan tidak terlalu banyak hanya 10 ribu setiap tahun. Untuk pemesanan batik di syukurin saja berapapun besaranya,” ujarnya.

Supartono menjelaskan, untuk harga penjualan Batik Shaho per meternya kain dijual dengan harga Rp 45 ribu hingga RP 350 ribu untuk dua meter. Namun demikian harga tergantung bahan yang digunakan.

 “Saat membatik tentunya harus memiliki hati yang tenang.Artinya tidak boleh mengantuk dan selalu tenang,” ujarnya.

Lanjut Supratono, dalam pembuatan batik tidak semudah yang dibayangkan, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan , pertama desain motif, klowong atau pelekatan lilin, proses pewarnaan pertama, kemudian fiksasi pertama dengan memberikan cairan agar warna tidak luntur. 

“Batik Shaho tidak hanya memproduksi batik pakaian ,namun juga memproduksi, taplak, sprei, sarung bantal, bahkan sapu tangan,” tuturnya.

Sedangkan Oki yang juga Pengelolah Batik menjelaskan, selama 3 hari pelatihan membatik ini adalah mengambar motif batik Kaltim dan Balikpapan, selanjutnya proses mencating untuk pembuatan batik tulis. Untuk proses selanjutnya, adalah melakukan pewarnaan kain dengan menggunakan zat warna.

“Dalam memberikan pelatihan membatik ini, diakui kerap menemukan kesulitan dalam memberikan pengajaran kepada pemula. Namun kesulitan memberikan pengajaran adalah hal biasa dan harus diselesaikan bersama sama. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah cara tekhnis mencanting cara menyalakan besar kecil api di zat pewarna serta merumitan dalam motif,” tegasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version