Pemkot Balikpapan Gerak Cepat Tangani Pengerukan di DAS Ampal Pasar Segar

Wakil Wali Kota Balikpapan Bagus Susetyo saat meninjau pengerjaan DAS Ampal Hulu. (Foto: Syamsul/Inibalikpapan.com)

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan mengambil langkah cepat untuk menangani pengerukan di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Hulu, Sungai Ampal. 

Lahan seluas 10 Hektar ini nantinya akan menjadi bendali yang akan menampung 64 ribu meter kubik air. Saat ini baru menampung 14 ribu kubik.

Proses pengerukan sudah berjalan hampir 1 bukan dengan menurunkan 5 alat berat di lokasi belakang Pasar Segar. Proses pengerukan tanah dibantu oleh Kodim Balikpapan.

Meski sejatinya merupakan kewenangan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV, namun atas dasar urgensi, Pemkot memutuskan untuk menggunakan anggaran dari pos biaya tak terduga.

Wakil Wali Kota Bagus Susetyon menyatakan, langkah ini diambil karena kondisi di lapangan sangat mendesak untuk segera ditangani, sebagaimana halnya penanganan longsor yang dilakukan sebelumnya.

“Pemerintah kota diberi ruang untuk percepatan penanganan di lapangan yang sifatnya sangat mendesak. Namun tetap harus melalui prosedur dan pertanggungjawaban yang sesuai. Jadi tidak serta-merta, semua ada kajian dan dokumen pendukung,” jelas Bagus, saat meninjau proses pengerukan di Das Ampal Belakang Pasar Segar, Senin (19/5/2025).

Di lokasi terlihat sebanyak lima unit ekskavator telah diturunkan ke lokasi yang merupakan daerah rawa. Salah satu pekerjaan awal adalah pembuatan saluran air agar tidak menghambat proses pengurukan.

“Kita buat tiga saluran, di tengah dan di kedua sisi, untuk memastikan aliran air lancar. Setelah air dialirkan, barulah dilakukan penimbunan,” katanya didampingi Asisten II bidang Pembangunan Andi Yusri Ramli, Kepala DP3 Balikpapan Sri Wahyuni, Kepala PU Rita bersama jajarannya, Kepala DLH Sudirman Djayaleksana, Staf Ahli Neni dan Adamin Siregar. Hadir pula Sekretaris Bappeda Balikpapan Tomy, Kabag Pembangunan dan Administrasi Adry.

Desain Awal Tanggung

Ia menyebutkan bahwa desain awal tanggul dirancang setinggi dua meter. Namun di lapangan digali hingga kedalaman 2,8 meter oleh tim pelaksana, guna mengantisipasi sedimentasi.

“Itu inisiatif dari tim Kodim, agar daya tampungnya lebih besar dan tidak perlu kerja dua kali nanti,” ujarnya.

Namun demikian, Wakil Wali Kota mengungkapkan masih ada kendala terkait pembebasan lahan. Tiga orang pemilik lahan hingga kini belum menyelesaikan administrasi meski dana konsinyasi telah dititipkan di Pengadilan Negeri Balikpapan.

“Saya sudah koordinasi dengan Kepala Pengadilan dan Panitera Pak Munir, mereka akan bantu fasilitasi. Yang penting jangan ada ego pribadi karena ini untuk kepentingan masyarakat,” tegasnya.

Pemkot Balikpapan berharap ke depan pembiayaan proyek besar ini bisa didanai dari APBN melalui BWS Kalimantan IV. Pasalnya, total luas area mencapai 10 hektare dengan estimasi biaya lebih dari Rp100 miliar.

“DED (Detail Engineering Design) sudah disiapkan sejak dua tahun lalu oleh pemerintah kota. Jadi tinggal plotting anggaran dan pelaksanaan,” tambahnya.

Untuk saat ini, proyek yang sedang berjalan merupakan penanganan sementara berupa penurunan debit air. Sedangkan usulan fisik permanen akan dimasukkan dalam program 2025.

“Untuk Hulu Ampal, DED-nya dikerjakan oleh BWS. Pemkot hanya menangani pembebasan lahannya. Sementara dari Ampal Primer sepanjang 4 kilometer, semua ditangani oleh Pemkot, mulai dari DED, Amdal, hingga Larap-nya,” jelasnya.

Pemerintah Kota memastikan proses pembebasan lahan akan terus dikejar agar pelaksanaan fisik permanen bisa segera dilakukan, demi mencegah banjir di kawasan tersebut.

Editor : Ramadani

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses