Pemkot Balikpapan Rampungkan 9,4 Hektare Lahan untuk Bendali Ampal Hulu, Target Fisik 2026
BALIKPAPAN,Inibalikpapa.com – Upaya Pemerintah Kota Balikpapan dalam menanggulangi banjir kembali menunjukkan kemajuan. Hingga Mei 2025, sekitar 9,4 hektare lahan dari total kebutuhan 10 hektare berhasil dibebaskan untuk pembangunan Bendungan Pengendali (Bendali) Ampal Hulu. Proyek strategis ini digadang menjadi solusi jangka panjang bagi persoalan banjir yang kerap melanda wilayah Balikpapan Utara dan sekitarnya.
Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Balikpapan, Jen Supriyanto, menjelaskan bahwa proses pembebasan lahan telah dilakukan sejak 2023 dan berlangsung bertahap. “Lahan yang telah kita bebaskan sekitar 9,4 hektare, tidak persis 10 hektare sesuai plot di lapangan. Sisanya masih dalam proses penyelesaian,” ungkapnya, Sabtu (10/5).
Tersebar di Dua Kelurahan
Dari total lahan tersebut, sekitar 3 hektare berada di Kelurahan Gunung Samarinda dan 7 hektare lainnya di Kelurahan Gunung Samarinda Baru. Kedua wilayah ini dinilai strategis karena letaknya berdekatan dengan lokasi rencana bendali, yakni di belakang Pasar Segar Balikpapan Utara.
Pemilihan lokasi itu bukan tanpa alasan. Menurut Jen, kawasan tersebut relatif terbuka, tidak padat penduduk, dan memiliki kontur yang memungkinkan untuk dijadikan tampungan air sementara. “Dampak sosial dan ekonominya juga minim, sehingga lebih memungkinkan dibandingkan opsi lain,” jelasnya.
Kendala Lahan yang Masih Tersisa
Meski sebagian besar lahan sudah dibebaskan, Jen tidak menampik masih ada sejumlah bidang yang belum tuntas. Persoalannya berkaitan dengan tumpang tindih kepemilikan serta belum tercapainya kesepakatan harga dengan pemilik lahan.
“Masih ada beberapa bidang yang belum bebas, tapi kami optimistis bisa diselesaikan dalam waktu dekat. Prinsipnya kami selalu mengedepankan musyawarah dan kesepakatan bersama warga,” ujarnya.
Bendali sebagai Solusi Efektif
Bendali Ampal Hulu merupakan salah satu dari sekian opsi yang pernah diajukan Pemkot dalam upaya mengendalikan banjir. Dua opsi lain adalah pelebaran saluran drainase dan pembangunan rumah pompa. Namun, keduanya dianggap tidak realistis.
“Kalau pelebaran drainase, masalahnya kota kita sudah padat. Itu akan menuntut pembebasan lahan besar-besaran dan biayanya pasti sangat tinggi. Sementara rumah pompa juga memerlukan lokasi dan infrastruktur tambahan. Bendali lebih memungkinkan karena bisa dibangun di lahan yang tersedia dan fungsinya jelas untuk menahan limpasan air saat hujan deras,” terang Jen.
Dengan keberadaan bendali, air hujan berintensitas tinggi dapat tertampung lebih dulu sebelum dialirkan secara bertahap ke saluran drainase kota. Skema ini diyakini mampu mengurangi risiko banjir yang selama ini menjadi keluhan rutin warga, khususnya di kawasan Jalan MT Haryono, Sungai Ampal, hingga Pasar Segar.
Sinergi Pemkot dan BWS
Dalam pembagian tugas, Pemkot Balikpapan melalui DPU bertanggung jawab atas pembebasan lahan, sementara Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV menangani penyusunan perencanaan teknis dan detail engineering design (DED).
“Jadi setelah semua lahan tuntas, BWS akan langsung bisa mengeksekusi pembangunan fisiknya. Target kami, proses fisik bisa mulai berjalan pada 2026,” kata Jen.
Harapan untuk Warga
Selain sebagai solusi banjir, keberadaan Bendali Ampal Hulu diharapkan dapat menjadi ruang hijau sekaligus kawasan resapan yang memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat sekitar. Pemkot juga tengah menyiapkan konsep agar bendali tidak hanya berfungsi teknis, tetapi juga bisa dimanfaatkan sebagai area publik terbatas yang ramah lingkungan.
“Semoga tahun depan pembangunan fisiknya bisa mulai digarap BWS. Kami ingin agar keberadaan bendali benar-benar menjadi jawaban bagi keresahan warga terkait banjir,” pungkas Jen.***
Editor : Ramadani
BACA JUGA
