Pemkot Balikpapan Salurkan 13 Kaki Palsu
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Sosial kembali menegaskan komitmennya terhadap penyandang disabilitas dengan menyalurkan bantuan kaki palsu kepada 13 warga, Kamis (7/8/2025). Bantuan ini diberikan kepada berbagai kalangan, mulai dari anak-anak sekolah hingga lanjut usia yang mengalami amputasi.
“Ini bentuk kepedulian nyata pemerintah daerah kepada penyandang disabilitas, khususnya yang mengalami gangguan fungsi kaki,” ujar Kepala Dinas Sosial Kota Balikpapan, Edi Gunawan, saat penyerahan bantuan.
Diproduksi di Jakarta dan Solo, Disesuaikan Secara Individual
Edi menjelaskan bahwa proses pembuatan kaki palsu tidak bisa instan, karena harus melalui tahapan pengukuran dan penyesuaian personal. Produksi dilakukan di luar kota, yakni di Solo dan Jakarta, karena Balikpapan belum memiliki fasilitas produksi prostetik yang memadai.
“Hari ini kita lakukan pemasangan dan penyesuaian akhir. Sebelumnya, mereka telah menjalani proses pengukuran beberapa minggu lalu,” jelas Edi.
Anggaran Rp91 Juta, Program Berlanjut hingga 2026
Tahun ini, Pemkot Balikpapan mengalokasikan sekitar Rp91 juta dari APBD untuk program bantuan kaki palsu. Dana tersebut mencakup seluruh proses dari pengukuran hingga pemasangan.
“Harga satu kaki palsu sangat variatif, tergantung material dan teknologi. Namun untuk program pemerintah, kita gunakan jenis yang umum dan fungsional sesuai kebutuhan masyarakat,” kata Edi.
Edi juga mengungkapkan, program ini akan kembali dianggarkan pada APBD 2026, menyusul keberhasilan dan manfaat nyata yang dirasakan penerima. Ia berharap jumlah penerima dapat terus ditingkatkan setiap tahun.
Kolaborasi dengan Swasta dan Pemenuhan Hak Disabilitas
Program ini juga merupakan kelanjutan dari inisiatif sebelumnya yang sempat didukung oleh sektor swasta, seperti Bayan Group. Menurut Edi, langkah ini menjadi bagian dari upaya jangka panjang Pemkot Balikpapan dalam memenuhi hak-hak penyandang disabilitas.
“Kami ingin penyandang disabilitas di Balikpapan tidak hanya diberi perhatian, tapi juga akses nyata terhadap kehidupan yang mandiri dan produktif,” pungkasnya.
BACA JUGA
