Pemkot Genjot Sektor Kuliner di Balikpapan lewat Ajang Gebyar UMKM-Pesta Rasa
BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Memperingati Hari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Nasional ke-9, Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian menggelar Gebyar UMKM 2025 yang pemerintah rangkai dengan lomba Pesta Rasa Balikpapan.
Kegiatan yang berlangsung di BSCC Dome, Selasa (12/8/2025) ini diikuti 45 peserta dari dua kategori, yakni koki profesional dan umum.
Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud mengatakan, ajang ini menjadi wadah memamerkan inovasi kuliner. Sekaligus mengangkat potensi makanan lokal yang dapat menjadi daya tarik wisata.
“Inilah ikhtiar kita bagaimana UMKM di Balikpapan bisa tumbuh. Tidak hanya melalui acara biasa, tetapi lewat gebyar ini kita kumpulkan para pelaku UMKM. Mereka akan mendapat penilaian, yang terbaik tentu akan diapresiasi, tapi saya pikir semuanya sudah baik,” ujarnya.
Berbagai menu unik hadir di meja lomba. Mulai dari soto balut berbahan olahan singkong, sate cumi, hingga hidangan ala restoran bintang. Seperti patin bandara, nasi kilo pepes kepiting asoka yang terbungkus daun kelapa, dan ikan nila kuah jahe. Serta berbagai olahan khas laut dan darat.
Rahmad menilai inovasi seperti ini penting karena selain lezat juga bernilai gizi tinggi.
“Ini sejalan dengan program pemerintah mencegah stunting. Bahkan nanti bisa direkomendasikan untuk program makan siang gratis bagi anak sekolah,” tambahnya.
Ajang Terus Bertumbuhnya UMKM
Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian Kota Balikpapan, Heruressandy Setia Kesuma, menyebut kegiatan ini sekaligus menjadi sarana melihat langsung perkembangan UMKM di kota minyak.
“Gelaran kegiatan ini bertujuan agar masyarakat dapat melihat langsung perkembangan UMKM di Kota Balikpapan serta membeli hasil buatan UMKM sebagai buah tangan atau oleh-oleh,” ucapnya.
Salah satu dewan juri, koki Ino, menjelaskan bahwa kriteria penilaian lomba mencakup orisinalitas menu dan bahan baku lokal. “Tentunya menu makanan yang unik, yang belum pernah ada di Kota Balikpapan, orisinal dan asli milik sendiri, serta berbahan yang mudah didapatkan di kota ini,” ujarnya.
Peserta juga mencantumkan harga pokok produksi untuk memastikan resep terpilih dapat diadaptasi oleh berbagai lapisan pelaku usaha.
“Dengan begitu, dewan juri dapat mengetahui modal yang dikeluarkan peserta. Sehingga jika masakan ini terpilih menjadi makanan khas, pedagang di pinggiran pun bisa mencontohnya dengan harga terjangkau. Semua kalangan, mulai dari UMKM menengah hingga bawah, bahkan restoran, dapat memproduksi menu ini. Nantinya, jika terpilih menjadi makanan khas, akan dipromosikan di restoran dan kafe se-Balikpapan, bahkan diajukan untuk rekor MURI,” kata koki Scako Cafe n Resto tersebut.
Peluang Besar Sektor Kuliner
Balikpapan yang dikenal sebagai kota jasa dan industri memiliki peluang besar mengembangkan sektor kuliner, terlebih dengan posisinya yang strategis dan dekat Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Kalau kuliner ini tumbuh, inovasi makanannya sesuai selera masyarakat Indonesia, saya yakin orang akan banyak berkuliner di Balikpapan,” kata Wali Kota.
Meski belum memiliki makanan khas resmi, Wali Kota optimistis keberagaman suku di Balikpapan dapat melahirkan identitas kuliner yang kuat.
“Dengan keberagaman suku di Balikpapan, nanti kita satukan. Ada lidah Jawa, Sulawesi, Sumatera, menjadi satu lidah kota Balikpapan. Melalui gebyar ini, kita cari ciri khas itu. Masakan Nusantara akan bersatu di kota ini,” tutupnya.***
BACA JUGA
