BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan Wali Kota menegaskan para penyandang disabilitas merupakan bagian dari masyarakat yang mempunyai kedudukan hak, kewajiban dan peranan yang setara, demi mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan penyandang disabilitas di segala bidang.

Hal itu disampaikan Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kota Balikpapan Doortje Marpaung, dalam sambutan Wali Kota Balikpapan, saat menghadiri perayaan Hari Disabilitas Internasional sekolah khusus Santo Fransiskus Assisi Balikpapan, di Gereja Santa Theresia, Balikpapan pada Minggu (4/12/2022).

“Peringatan Hari Disabilitas Internasional, pada dasarnya memaknai sebagai sebuah bentuk pengakuan akan eksistensi daripada penyandang disabilitas,” jelasnya di depan pastor, guru SLB Se Kota Balikpapan, perwakilan Forkopimda Balikpapan dan orang tua peserta didik sekolah khusus Santo Fransiskus Assisi Balikpapan.

Diharapkan, Sekolah Santo Fransiskus Assisi Balikpapan menjadi pionir atau pahlawan pemuda pelopor dan sebagainya, karena prestasi tidak melihat keterbatasan jika mampu maka dapat berkompetisi dengan baik. Tentunya, dengan dukungan orang tua dan guru.

“Minta tolong seluruh suster, pembina, guru Sekolah Luar Biasa di Kota Balikpapan agar anak-anak dapat dibina ke arah positif dan juga berprestasi. Saya yakin potensi ada di mereka,” terangnya.

Pemerintah Kota (Pemkot) terus memberikan perhatian keberadaan penyandang disabilitas di Kota Balikpapan, salah satunya merencanakan akan merenovasi seluruh taman di Kota Balikpapan, terutama taman tiga generasi ramah terhadap penyandang disabilitas dan ramah untuk antisipasi kecelakaan seperti kebakaran.

Melalui peringatan hari Disabilitas Internasional ini sebagai momentum, untuk menyakini bahwa penyandang disabilitas salah satu potensi kekuatan.

“Ini juga menjadi momentum yang strategis serta tonggak bagi peningkatan nilai-nilai kesetiakawanan sosial dan kepedulian terhadap keberadaan penyandang disabilitas,” ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Panitia, Alan Arthur Siahaan mengutarakan, acara ini bertemakan Disabilitas Mampu Berkarya. Anak-anak Santo Fransiskus Assisi Balikpapan telah melakukan berbagai kegiatan di antaranya jalan santai dan bakti sosial dengan membagikan 400 paket sembako kepada warga tidak mampu, lomba kreativitas secara online dan seminar disabilitas.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Balikpapan yang telah memberikan perhatian kepada warga disabilitas Kota Balikpapan. Ini terlihat adanya sekolah inklusi di Kota Balikpapan dari tingkat SD hingga SMA,” ujarnya.

Berbagai pertunjukan dilakukan anak-anak Santo Fransiskus Assisi Balikpapan mulai dari menari, menyanyi dan memainkan musik. Bahkan, Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Setda Kota Balikpapan ikut menari bersama.

Di kesempatan itu, Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Setda Kota Balikpapan, menyerahkan piala dan hadiah kepada pemenang lomba kreativitas.

Setiap tanggal 3 Desember, Hari Disabilitas Internasional atau International Day of Persons with Disablities akan diperingati oleh masyarakat dunia. Peringatan ini bertujuan untuk memperjuangkan hak dan kesejahteraan para penyandang disabilitas di segala bidang.

Tahun 2021, Hari Disabilitas Internasional jatuh pada hari ini, Jum’at (3/12). Peringatan ini sendiri berawal dari sejarah kelam para penyandang disabilitas. Dahulu, mereka tidak mendapat pengakuan secara nasional dan internasional.

Pada 1970, Inggris akhirnya mengesahkan Undang-undang Orang Sakit Kronis dan Penyandang Disabilitas. UU ini memuat pengakuan untuk hak-hak para penyandang disabilitas. Mulai dari penyediaan bantuan kesejahteraan, perumahan, dan hak yang sama atas fasilitas rekresasi dan pendidikan.

Pada 1983 hingga 1992, The United Nations Decade of Disabled Person digelar agar pemerintah dan organisasi global dapat mengambil langkah untuk meningkatkan aspek kehidupan para difabel di seluruh dunia.

Pada 14 Oktober 1992, Hari Disabilitas Internasional atau International Day of Disabled Persons ditetapkan oleh Majelis Umum PBB 47/3. Penetapan ini betujuan untuk memobilisasi dukungan untuk isu-isu kritis yang berkaitan dengan para penyandang disabilitas dan meningkatkan kesadaran tentang isu disabilitas.

Pada 18 Desember 2007, Majelis Umum PBB mengubah nama International Day of Disabled Persons menjadi International Day of Person with Disabilites. Nama baru ini pun digunakan sejak 2008 hingga saat ini.

Tahun ini, Hari Penyandang Cacat Internasional mengangkat tema “Not All Disabilites are Visible”. Mengutip IPDW, tema ini fokus terhadap penyebarluasan kesadaran dan pemahaman tentang penyandang disabilitas yang tidak terlihat secara langsung. Misalnya penderita penyakit jiwa, penyakit kronis, gangguan penglihatan, cedera otak, disfungsi kognitif, dan lainnya.

Melalui tema ini, masyarakat diharapkan untuk terus memperhatikan penyandang disabilitas. Selain itu juga berupaya menghilangkan hambatan bagi penyandang disabilitas, baik yang terlihat ataupun tidak terlihat.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version