BALIKPAPAN, Inibalikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan berhasil menekan angka stunting di Kota Balikpapan dari sebelumnya 33 persen pada 2018 lalu, kini menjadi 4,7 persen. Atau dari sekitar 3.200-an menjadi sekitar 700-an kasus.

“Semua benar-benar menjadikan ini perhatian , kemarin itu kan kita dikatakan 33 persen, kemudian kita cari-cari turun jadi 18 persen, sekarang kita di 4,7 persen.,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Koya Balikpapan Andi Sri Juliarty.

Dia mengatakan, fokus penanganan stunting dilakukan dari anak usia 0-2 tahun karena lebih cepat mengatasi. Saat ini jumlahnya sekitar 741 anak. Namun angka tersebut, bisa saja berubah-ubah setiap bulan, karenanya selalu dipantau.  

“Fokus kita usia 2 tahun. Kenapa? karena 2 tahun itu kita mengejar golden period pembentukkan otaknya jadi kesempatan untuk mengatasi stunting itu benar-benar di usia 2 tahun itu yang kita kejar dulu itu ada sekitar 741 anak,” ujarnya.

“Karena kan anak tumbuh berkembang, tumbuh berkembang, kita timbang setiap bulan jadi angka itu bisa berubah-rubah memang,”

Dia mengungkapkan, berbagai program dan upaya dilakukan untuk menekan kasus stunting di Kota Balikpapan. Termasuk bekerjasama dengan semua instansi terkait maupun masyarakat dengan Tim Satgas Stunting yang dibentuk.

“Alhamdulilah karena kita kerjasam-sama untuk stunting bsanyak sekali bantuan dari organisasi profesi , PKK, Bappeda, semua kantor-kantor yang terkait  dengan tim satgas stunting,” ujarnya.

Salah satu program menekan angka stunting yang dilakukan dilakukan melalui orangtua asuh yang melibatkan dokter. Program tersebut, berakhir tahun ini dan akan di dievaluasi dan dilihat tingkat keberhasilnnya.

“Program dokter sebagai orangtua asuh berakhir bulan ini nanti kita lihat ahasilnya, mereka mengendong 111 anak. Jumlah anak usia 0-2 ada sekitar 10-ribuan,” ujarnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version