Pendidikan Balikpapan Dihadapkan Pada Krisis Kekurangan Guru

Kepala Disdikbud Balikpapan Irvan Taufik
Kepala Disdikbud Balikpapan Irvan Taufik

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com Dunia pendidikan di Kota Balikpapan tengah menghadapi tantangan besar akibat krisis kekurangan guru di berbagai jenjang pendidikan. 

Masalah ini tidak hanya mengganggu kualitas pembelajaran, tetapi juga mengancam pemerataan akses pendidikan bagi seluruh siswa.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan, Irfan Taufik, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kekurangan tenaga pengajar, termasuk melalui redistribusi guru. 

Namun, menurutnya, masalah kekurangan tetap menjadi persoalan serius, terutama pada mata pelajaran dan jenjang pendidikan tertentu.

Ia mencontohkan, di tingkat Sekolah Dasar (SD), kekurangan paling mencolok terjadi pada guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK), guru agama. Serta guru kelas umum. 

Sementara di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), guru Bimbingan Konseling (BK) dan Teknologi Informatika masih sangat dibutuhkan. Irfan menyebut bahwa kekurangan ini sebagian besar disebabkan oleh tingginya jumlah guru yang memasuki masa pensiun. Yang tidak diimbangi dengan pengangkatan guru baru.

“Moratorium PNS yang membatasi penerimaan guru honorer turut memperburuk kondisi ini. Kami berharap pemerintah pusat dapat memberikan kelonggaran. Dalam rekrutmen guru agar kekurangan ini bisa segera ditutupi,” ujarnya saat diwawancarai, Minggu (4/5/2025).

Terbatas Ruang Belajar

Data Dinas Pendidikan per Maret 2025 menunjukkan bahwa Kota Balikpapan kekurangan sebanyak 761 tenaga pendidik. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2 orang merupakan guru Taman Kanak-Kanak (TK), 629 orang guru SD, dan 130 orang guru SMP. 

Selain kekurangan tenaga pendidik, tantangan lain yang dihadapi adalah terbatasnya jumlah ruang belajar dan kebutuhan akan Unit Sekolah Baru (USB). Pertumbuhan jumlah penduduk dan siswa yang cepat tidak diiringi dengan penambahan infrastruktur pendidikan yang memadai, sehingga beberapa sekolah mengalami kelebihan kapasitas.

Pemerintah Kota Balikpapan saat ini terus melakukan pemetaan kebutuhan guru di seluruh sekolah negeri. Tujuannya adalah agar distribusi tenaga pengajar lebih merata dan kebutuhan mendesak di bidang-bidang tertentu dapat segera diatasi. 

Irfan menambahkan, bahwa pihaknya juga menjalin kerja sama dengan sekolah swasta dalam pelaksanaan sistem penerimaan murid baru (SPMB), agar siswa yang tidak tertampung di sekolah negeri tetap mendapatkan akses pendidikan yang layak, bahkan berpotensi mendapat bantuan.

Meski tantangan yang dihadapi cukup berat, Disdikbud Balikpapan tidak tinggal diam. Sejumlah kerja sama dengan lembaga non-pemerintah dan sektor swasta telah dijalankan untuk membantu peningkatan kualitas pendidikan. 

Pelatihan Teknologi Informasi

Misalnya, Google for Education melalui Kelompok Studi dan Riset Guru (KSRG) telah menyelenggarakan pelatihan teknologi informasi dan komunikasi bagi para guru. Telkom Wilayah Balikpapan juga memperkenalkan platform PIJAR sebagai sistem pembelajaran daring untuk memudahkan akses materi pelajaran.

Tak hanya itu, Gugah Nurani Indonesia (GNI) turut berperan dalam mendampingi sekolah dasar dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) agar pembelajaran menjadi lebih aktif dan inovatif. 

Kutai Refinery Nusantara (KRN) melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) mendukung pembangunan Unit Sekolah Baru serta memenuhi kebutuhan guru di SDN 021 dan SMPN 21 Balikpapan. Tanoto Foundation juga berfokus pada peningkatan pengelolaan kelas di beberapa kecamatan. Sementara KDOD LAN Samarinda memberikan pelatihan manajemen kepada kepala sekolah untuk memperkuat kepemimpinan mereka. Pelatihan guru penggerak yang difasilitasi Balai Guru Penggerak (BGP) Kalimantan Timur bahkan telah melahirkan sejumlah kepala sekolah baru di Balikpapan.

Melalui berbagai upaya tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan berkomitmen untuk terus memperkuat sistem pendidikan di tengah keterbatasan. 

Irfan optimistis bahwa dengan sinergi antarpihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, kualitas pendidikan Balikpapan tetap bisa dijaga bahkan ditingkatkan.

“Kami percaya bahwa dengan kerja sama yang baik, krisis ini bisa dihadapi dan diatasi bersama. Pendidikan adalah pondasi masa depan, dan kami tidak akan berhenti memperjuangkannya,” tutup Irfan.***

Penulis : Danny

Editor : Ramadani

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses