Pengalaman Mistis Para Aktor Ketika Syuting ‘Selepas Tahlil’: Terkunci di Kamar Mandi, Teringat Mati
JAKARTA, inibalikpapan.com – Bagi Aghniny Haque dan Epy Kusnandar, syuting film Selepas Tahlil bukan cuma soal akting di genre horor, tapi juga perjalanan batin yang tidak mereka duga. Keduanya mengaku mengalami momen-momen yang meninggalkan bekas, bahkan setelah kamera dimatikan.
Aghniny, yang memerankan Saras, mengalami insiden nyata saat syuting di lokasi. Di tengah istirahat malam, ia masuk ke kamar mandi dan mendapati pintunya terkunci dari dalam. Selama 40 menit ia terperangkap sendirian. Kru mencoba membukakan pintu tapi tak berhasil. Baru setelah dibacakan doa oleh teknisi lokal, pintu bisa terbuka. “Saya panik banget waktu itu. Ini pertama kalinya saya syuting horor dan langsung dapat pengalaman seperti itu,” kata Aghniny kepada Suara.com, jaringan inibalikpapan.com.
Kejadian itu bukan sekadar horor teknis. Aghniny mengaku mulai mengalami gangguan tidur dan rasa tak nyaman saat kembali ke lokasi tersebut. Ia bahkan mulai membawa benda-benda yang diyakininya bisa memberi perlindungan spiritual. “Saya pikir saya siap, tapi ternyata naskahnya pun mengandung energi yang cukup berat. Ini bukan horor biasa.”
Berbeda lagi dengan Epy Kusnandar, aktor senior yang selama ini lekat dengan peran komedi. Di film ini ia memerankan Hadi, seorang ayah yang meninggal namun bangkit kembali demi menyampaikan hal yang belum selesai kepada keluarganya. Peran itu menuntut Epy untuk menahan napas lama-lama, menurunkan berat badan, hingga masuk dalam pola meditasi tubuh diam—mencoba memahami “sunyinya kematian”. Di luar dugaan, peran tersebut membuat Epy merenungi hidupnya sendiri. “Saya sempat mikir, kalau saya mati nanti, saya nggak mau bawa utang perasaan seperti Hadi,” katanya.
Setelah pemutaran perdana di Jakarta, Epy bahkan menyebut peran ini sebagai salah satu yang paling ‘berat secara batin’ selama kariernya. “Biasanya saya main film ketawa-tawa. Tapi di sini, saya merasa pulang dari set kayak habis ketemu diri saya sendiri yang belum siap mati,” ujar Epy.
Film Selepas Tahlil, yang tayang 10 Juli 2025, tidak hanya menjual jumpscare atau penampakan, tapi lebih banyak menggali rasa kehilangan dan hubungan yang putus saat orang meninggal sebelum sempat meminta maaf. Dalam narasi itulah para aktor diharuskan tidak hanya tampil meyakinkan, tapi juga membuka luka-luka pribadi mereka sendiri.
Sinopsis Selepas Tahlil
Cerita Selepas Tahlil bermula di Surabaya, ketika seorang anak kehilangan ayahnya. Prosesi tahlil berlangsung, pelayat datang dan doa mereka panjatkan.
Namun, malam itu justru menjadi awal dari kekacauan. Jenazah sang ayah yang telah terbungkus kain kafan dan terbaring di rumah tiba-tiba bangkit. Ia berjalan keluar tanpa suara, dan menghilang di tengah malam.
Kabar janggal datang dari tempat lain. Di sebuah desa di Lamongan, seorang warga mengaku melihat sosok mayat berjalan di ujung jalan desa. Desas-desus kembali mencuat—sebuah kutukan lama yang belum benar-benar hilang.
Penduduk percaya, siapa pun yang lahir di desa itu, jika meninggal di luar wilayah desa dan tidak segera keluarga pulangkan, maka jasadnya akan mencari jalan pulang sendiri.
BACA JUGA
