Pengerukan Lahan Bendali Ampal Hulu Sudah Capai 60 Persen
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menegaskan pembangunan Bendung Pengendali (Bendali) Ampal Hulu bukan proyek biasa, melainkan bagian penting dari program besar penataan infrastruktur kota untuk menekan potensi banjir yang selama ini menjadi persoalan klasik.
Kabid Pengairan dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Balikpapan, Jen Supriyanto menjelaskan bahwa pengendalian banjir di Balikpapan saat ini mengacu pada masterplan drainase perkotaan yang disusun beberapa tahun terakhir. Dari berbagai kajian, kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal atau Pelandasan Besar ditetapkan sebagai titik paling krusial.
“Kalau kita bicara banjir di Balikpapan, dua DAS paling berpengaruh adalah Ampal dan Pelandasan Kecil. Nah, Ampal ini penyumbang terbesar genangan, sehingga menjadi prioritas utama,” terang Jen, Selasa (26/8/2025).
Bendali Ampal Hulu dibangun di atas lahan seluas 9,4 hektare di belakang Pasar Segar. Nantinya, bendali ini diproyeksikan menampung lebih dari 160 ribu meter kubik air dengan kedalaman empat meter dan luas genangan sekitar empat hektare. Kapasitas tersebut diyakini mampu menekan potensi banjir hingga 40 persen di kawasan rawan genangan, mulai dari Jalan MT Haryono, BSB, hingga Pasar Segar.
Tak hanya sebagai tampungan air sementara, bendali ini juga dirancang menjadi pusat integrasi sistem drainase kota. Pemkot bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Kaltim tengah menyiapkan pelebaran dan revitalisasi saluran di Jalan Beler, Sudirman, Hasanuddin, hingga kawasan Boulevard menuju Ampal. Selain itu, bendali lain seperti di Balikpapan Baru dan Embung Aji Raden turut dipacu penyelesaiannya agar terbentuk jaringan pengendali banjir terpadu.
“Pembangunan Bendali Ampal Hulu bukan berdiri sendiri. Dia bagian dari sistem drainase kota yang kita benahi secara menyeluruh. Jadi ada integrasi antara bendali, sudetan, pelebaran saluran, hingga outlet ke laut,” tambahnya.
Dari sisi pendanaan, Pemkot Balikpapan telah mengalokasikan Rp100 miliar untuk pembebasan lahan, dengan realisasi sekitar Rp47 miliar dari total Rp70 miliar anggaran tahap pertama. Untuk pembangunan fisik, Pemkot masih menunggu alokasi dukungan dari APBN maupun Pemerintah Provinsi Kaltim melalui BWS.
Meski begitu, sejumlah langkah awal sudah dilakukan. Salah satunya pengerukan lahan melalui program karya bakti TNI dengan anggaran Rp6 miliar. Pekerjaan tersebut mencakup penggalian awal, pembentukan kolam retensi, hingga pembuatan akses jalan untuk alat berat. Saat ini progres pengerukan telah mencapai 60 persen dan ditargetkan selesai sesuai jadwal.
Penurunan Titik Banjir
Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud menegaskan, pembangunan Bendali Ampal Hulu akan terus dikebut agar sejalan dengan target penurunan titik banjir kota pada 2026. “Kita ingin masalah banjir di Balikpapan ditangani secara serius dan terstruktur. Bendali Ampal Hulu ini salah satu proyek strategis yang akan membawa dampak langsung bagi ribuan warga, sekaligus menjadi penopang infrastruktur kota di masa depan,” tegasnya.
Pemkot berharap, jika seluruh proyek penataan drainase rampung, Balikpapan tidak hanya lebih aman dari banjir, tetapi juga memiliki infrastruktur kota yang lebih modern, selaras dengan perannya sebagai kota penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dengan sistem bendali yang terhubung dan berteknologi pemantauan digital, Balikpapan diharapkan mampu menahan curah hujan ekstrem sekaligus mendukung tata kota yang lebih berkelanjutan.***
Editor : Ramadani
BACA JUGA
